Catatan Dahlan Iskan: Ayat Anggur

Catatan Dahlan Iskan: Ayat Anggur - GenPI.co
Catatan Dahlan Iskan: Ayat Anggur. Foto: Disway

Fahrul memang meneliti anggur laut di Manado. Satu tahun.  Dari penelitian itu ia memperoleh hak paten tiga sekaligus: obat diabetes, obesitas dan kanker.

Di samping soal 'halalan', di mata kuliah itu juga membahas ''tayyiban''. Artinya: baik. Halal dan baik. Halal tapi tidak baik bukan termasuk yang diinginkan mata kuliah itu.

Selama ini definisi ''baik'' di situ lebih pada proses memperoleh barang halal itu. Barangnya halal tapi kalau diperoleh dengan cara tidak baik itu tergolong ''tidak tayyiban''.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Air Mata

Dari Fahrul saya baru tahu: ''baik'' di mata ilmuwan UIN bukan hanya cara memperolehnya, tapi juga kandungannya. Misalkan barangnya halal tapi tidak mengandung unsur gizi yang diperlukan tubuh itu tidak termasuk tayyiban.

Obat kimia, misalnya. Halal. Tapi belum tentu baik. Demikian juga pun seandainya ada yang bilang rokok itu halal. Di mana tayyib-nya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Danantara Audit

Maka orang seperti Fahrul alan terus meneliti kekayaan lama Indinonesia untuk bisa menggantikan obat-obat kimia –yang halalan laisa tayyiban.

Masih ada 15 penilitian lagi yang masuk agenda Fahrul. Termasuk tepung nanas: anti oksidannya sangat tinggi. Tapi harus lewat proses ekstrakai.  Juga campuran tepung belut dengan tempe: bisa menyembuhkan luka bakar. Juga harus lewat ekstraksi.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Preman Saham

Fahrul bersyukur kini sudah ada alat ekstraksi modern. Bisa mengekstraksi apa saja. Itu memudahkan para peneliti. Bahkan alat itu sudah bisa dihubungkan dengan program komputer. Akan langsung terlihat senyawa apa saja yang ada di bahan yang sedang diteliti.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya