Ferdy menjelaskan, bahwa beban operasional penerbangan sangat besar, pada 2017 sebesar Rp 34,6 triliun dan 2018 meningkat sebesar Rp 38 triliun.
BACA JUGA: Menhan Prabowo Bangunkan Militer dari Tidur: Kita Harus Berdikari
"Kerugian ini memang dipompa oleh biaya operasional penerbangan Garuda termasuk pembelian perangkat lunak dan keras pesawat. Tahun 2018, biaya bahan bakar, termasuk avtur (43,57%) sebesar Rp 19 triliun dan biaya sewa," katanya.
Parahnya, untuk kategori Asia Tenggara, Garuda termasuk maskapai penerbangan paling mahal.
BACA JUGA: Fenomena Rocky Gerung, Istana Bagai Makan Buah Simalakama
Kenaikan tiket pesawat tersebut berdampak buruk terhadap perekonomian.
Sementara, sektor pariwisata adalah bagian yang paling berdampak dari mahalnya harga tiket.
BACA JUGA: Wow... KPK Bakal Ungkap Korupsi Berjemaah di Garuda Indonesia
Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Gara-Gara Harley Davidson Tersempil, Bisnis Garuda Dikorek-korek
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News