Industry Roundtable MarkPlus

Si Ganteng Tebarkan Ini di Tengah Covid-19, Inspiratif Banget

Si Ganteng Tebarkan Ini di Tengah Covid-19, Inspiratif Banget - GenPI.co
Arief Yahya. Foto" Dok. Kemenparekraf

Arief Yahya yang juga Marketeer of The Year 2013 itu memang selalu bekerja dengan framework. Punya bekal teori yang kuat, ada best practice, ada benchmark yang sudah sukses dilakukan di dunia, dan dukungan data-data terbaru. Pengalaman 30 tahun berada di industri telco membuatnya cepat menghitung, cepat membuat matrik, dan cepat mengambil keputusan. 

“Di saat wabah Covid-19, perusahaan telco harus lakukan 3D. Digital Imperative, Decoding Economy, dan Unusual Way of Digital Transformation! Dan ini harus dilakukan secara bersama-sama. Ini timing yang tepat, sekarang saatnya,” kata Arief Yahya dengan intonasi yang tegas. 

Ini mirip dengan teori yang dirilis Hermawan Kartajaya dengan SPA, Survival, Preparing, Actualizing. “Ketiga Fase saling beririsan, saling intersection. Di Fase Survival, karena hantaman CoronaVirus yang dahsyat dan merusak di seluruh dunia dalam waktu yang bersamaan ini, ada perusahaan yang Declining, terdampak serius. Ada yang justru Growing,” tuturnya. 

Industri Telco, menurut perkiraannya, masih oke. Demand nya tinggi, karena Work From Home, Physycal Distancing, belajar dari rumah, kebutuhan online dan digital semakin tinggi. Tetapi juga dia menyadari, bahwa aktivitas CSR - Corporate Social Responsibility untuk membantu negara di saat krisis seperti ini juga harus serius dengan berbagai skema diskon khusus. 

Digital Imperative, ini yang sudah menjadi keniscayaan dan harus terus dilakukan, seperti memperluas infrastruktur seperti jaringan Fiber Optic. Arief Yahya memaparkan dari 14 industri yang masuk dalam pusaran Digital Vortex dan mengalami disruption, 5  besarnya adalah Media & Entertainment, Technology & Services, Telecommunications, Retail, Financial Services.  “3 dari 5 besar itu berada di bawah Kemenkominfo semua,” ungkapnya. 

“Dalam Digital Imperative ini, saatnya telco transformasi besar-besar, bukan lagi di infrastruktur service. Kalau itu wajib, tidak ada pilihan, seperti fiber optic, itu bukan transformasi, itu keniscayaan. Transformasi yang dimaksud adalah menuju ke Digital Platform, baik Global OTTs seperti Amazone.Com menuju AWS, Alphabets bangun Google Cloud Platform, , Microsoft mengembangkan AZURE, Alibaba.Com develop Alibaba Cloud,” jelas Arief Yahya. 

Begitupun Telco Industry seperti Singtel, AT&T, NTT, Telstra, Telcos semua bertransformasi membangun Cloud yang CAGR-nya paling tinggi. Dari data 2019, masih 19%, sedangkan CAGR OTT (Apps Provider & Internet Players, seperti Alphabet, Amazone, Microsoft, Alibaba) yang masih bertumbuh hanya 14%,” jelas Arief Yahya. 

D yang kedua, Decoding The Economics of Covid-19 ! Apa itu? Decoding itu artinya memecah dan memetakan sandi. “Intinya Transform the business from “Potential Losers” to the “Potential Winners” industry by leveraging the Core.” Misalnya, bisnis kuliner yang tradisional turun 80-90% di saat Covid-19, harus bertransformasi menuju Food Processing, seperti Frozen Food, yang bisa disimpan di freezer dikirim, nanti tinggal dimasak.  

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya