Ritual Gantikan Baju Leluhur yang Meninggal di Tana Toraja

Ritual Gantikan Baju Leluhur yang Meninggal di Tana Toraja - GenPI.co
Prosesi adat kematian untuk menghormati para leluhur di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. (ist)

Tana Toraja dikenal dengan berbagai macam warisan budaya. Yang kaya, indah dan memiliki keunikan tersendiri. Di antaranya yakni prosesi adat kematian untuk menghormati para leluhur di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Setiap tiga tahun sekali masyarakat yang bermukim  di daerah sekitar pegunungan Sesean rutin menggelar prosesi adat, yang dikenal dengan Ma'nene. Ritual ini merupakan kegiatan membersihkan jasad para leluhur yang sudah ratusan tahun meninggal dunia. Walau sudah tidak banyak yang melakukan ritual ini, tapi di beberapa daerah seperti Desa Pangala dan juga Baruppu masih melaksanakannya secara rutin. Mengutip dari laman National Geographic, ritual ini telah dilangsungkan sebelum tahun 1900-an.

Ritual Ma'nene, diambil dari bahasa masyarakat Toraja yang memiliki arti mengganti pakaian mayat. Maka pada saat prosesi membersihkan jasad tak hanyak di bersihkan tapi jjuga digantikan bajunya, yang disemayamkan di dalam peti tempat perkuburan Patane. Namun, sebelum masyarakat membuka pintu kuburan Patane, tetua adat dengan sebutan Ne'Tomina Lumba akan terlebih dahulu membacakan doa. Untuk memohon izin leluhur agar masyarakat mendapatkan rahmat dan berkah setiap musim tanam hingga panen yang berlimpah.

Baca juga: Menyambangi Pemakaman Gua Londa Toraja

Ma'Nene dimulai dengan berdatangannya para anggota keluarga ke Patane untuk mengambil jasad dari anggota keluarga mereka. Patane adalah sebuah kuburan keluarga yang berbentuk menyerupai rumah. Setelah itu, jasad dikeluarkan dari kuburan, lalu jasad dibersihkan. Pakaian yang dikenakan jasad para leluhur itu diganti dengan kain atau pakaian yang baru.

Untuk jazad pria biasanya akan mengenakan stelan jas lengkap dengan aksesori berupa kacamata. Sedangkan sedangkan wanita akan mengenakan baju gaun pengantin.

Ritual dilakukan serempak satu keluarga, bahkan satu desa. Sehingga acaranya berlangsung cukup lama. Setelah pakaian baru dipakaikan, jenazah dibungkus dan dimasukan kembali ke Patane. Rangkaian prosesi Ma'Nene ditutup dengan berkumpulnya anggota keluarga di rumah adat Tongkonan untuk berdoa dan beribadah bersama.

Ritual adat biasa dilakukan setelah masa panen berlangsung, sekitar di bulan Agustus akhir. Karena pada umumnya para keluarga yang merantau ke luar kota akan pulang ke kampung halamannya, sehingga semua keluarga dapat berkumpul untuk melakukan prosesi Ma'Nene ini bersama-sama.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya