GenPI.co 
Tiga festival budaya akan membuka rangkain 100 event pariwisata utama Indonesia yang didukung oleh Kementerian Pariwisata. Keunikan dari tiga festival pertama ini adalah bahwa ketiganya mencerminkan kekayaan budaya dan keluasan wilayah Indonesia.
Tiga event ini akan digelar di tiga pulau berbeda dan mewakili tiga budaya yang berbeda. Pulau itu adalah Kalimantan, Penyengat, dan Lombok, sementara kebudayaan yang diwakili adalah kebudayaan Peranakan, Melayu, dan Sasak.
Cap Go Meh tahun 2019 ini jatuh pada tanggal 5 Februari dan akan diperingati secara besar-besaran di Singkawang mulai dari tanggal 5 sampai dengan 19 Februari. Pada tahun 2017, 26 orang duta besar dari negara sahabat menghadiri acara yang rutin digelar setiap tahun pada hari ke-15 setelah tahun baru Imlek. Pada puncak acara, puluhan tatung akan berparade di pusat Kota Singkawang diiringi dengan riuhnya tetabuhan alat musik khas Peranakan.
Festival Pulau Penyengat akan digelar mulai tanggal 14 sampai 18 Februari 2019 di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Pulau ini adalah lokasi makam tokoh sastra Melayu di masa lampau, Raja Ali Haji sang penggubah Gurindam Duabelas.
Festival Pulau Penyengat akan dimeriahkan oleh Lomba Panggak Gasing, Lomba Jong, Lomba Sampan Layar, Lomba Berbalas Pantun, dan tentu saja Lomba Syarhil Gurindam. Selain berbagai lomba, Festival Kuliner Melayu juga hadir memeriahkan Pulau Penyengat.
Pesona Bau Nyale akan digelar pada tanggal 20 Februari di pesisir pantai selatan Pulau Lombok, tepatnya di Pantai Kuta, Seger, dan Aan di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. ‘Bau’ dalam bahasa Suku Sasak berarti ‘Menangkap’, sementara ‘Nyale’ adalah ‘Cacing Laut’, dan Bau Nyale sendiri adalah ritual tahunan Suku Sasak untuk mengumpulkan Cacing Laut yang setahun sekali pada waktu tertentu keluar dari bawah batu karang tempat hidupnya.
Menarik bukan, tiga kesempatan untuk lebih mengenal kekayaan budaya Indonesia melalui tiga event dalam satu bulan yang sama.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
