Pascatsunami di Banten Bagaimanakah Nasib Badak di Ujung Kulon?

Pascatsunami di Banten Bagaimanakah Nasib Badak di Ujung Kulon? - GenPI.co
Badak bercula satu. (Foto: Stephen Belcher/Dok. Balai Taman Nasional Ujung Kulon)

Tragedi Tsunami di Banten 22 Desember 2018 mengakibatkan sebagian wilayah di Banten dan Lampung porak-pranda. Tak terkecuali Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon di Pandeglang. Dihimpun dari berbagai sumber, saat kejadian seorang petugas taman nasional yang sedang bertugas di Citelang dikabarkan meninggal. Sementara sejumlah bangunan dan kapal milik TNUK pun tak luput dari kerusakan.

Lalu bagaimana nasib badak Jawa yang mendiami wilayah tersebut? Padahal, vegetasi di kawasan TNUK rusak akibat terpaan Tsunami hingga 100 meter dari bibir pantai Citelang, Jamang dan Tanjung Alang-alang.  

Menurut Mamat Rahmat, Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, tidak ada Badak Jawa yang mati akibat terdampak Tsunami. Pasalnya insting badak lebih peka untuk menangkap sinyal bencana sehingga membimbing mereka untuk pergi sejauh mungkin dari bibir pantai. Jadi bisa dipastikan Badak Jawa masih dalam keadaan baik-baik saja di habitatnya.

Sudah hampir punah, Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) masuk dalam list IUCN Red List dengan status kritis. Populasinya diperkirakan hanya 67 ekor di TNUK. Sementara kawasan lindung Badak Jawa merupakan daerah rawan bencana karena berdekatan dengan Gunung Anak Krakatau, sesar Indo-Australia, Sesar Semangko dan Sesar Selat Sunda. Hal tersebut merupakan salah satu ancaman bagi satwa tersebut. Faktor lain yang berpengaruh adalah perubahan habitat serta genetik satwa itu sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya