Tepuk Tepung Tawar Tradisi Upacara Adat Melayu Riau

Tepuk Tepung Tawar Tradisi Upacara Adat Melayu Riau - GenPI.co
Prosesi Tepuk Tepung Tawar pernikahan.(Foto: Heru Maindikali)

Bagi masyarakat Melayu Riau, tradisi Tepuk Tepung Tawar atau Tepung Tawar merupakan simbol untuk mendoakan seseorang karena keberhasilannya. Upacara ini menjadi salah satu bagian penting dalam sejumlah prosesi adat istiadat. Baik dalam acara adat perkawinan, khatam, berandam, syukuran, peresmian maupun prosesi lainya.

Sampai saat ini masyarakat Melayu di provinsi Riau dan Kepulauan Riau ini masih melaksanakan Tepung Tawar. Upacara ini menjadi simbol yang hakekatnya tetap pada kekuatan memohon doa kepada Allah SWT, agar dihindarkan dari segala marabahaya.

Dalam ungkapan orang melayu, yang disebut Tepuk Tepung Tawar, menawar segala yang berbisa, menolak segala yang menganiaya, menjauhkan segala yang menggila, mendindingkan segala yang menggoda, menepis segala yang berbahaya. Selanjutnya juga disebutkan di dalam Tepuk Tepung Tawar, terkandung segala restu, terhimpun segala doa, terpatri segala harap, tertuang segala kasih sayang.

Baca juga: Keren, Simbol Kerajaan Riau Adalah Oktagon

Tepung Tawar merujuk pada alat yang digunakan seperti bedak sejuk dicampur air perenjis, yang manfaatnya diyakini bisa meneduhkan hati dan kalbu. Kemudian daun sitawar, daun sidingin (sosor bebek), daun juang-juang, daun ati-ati dan daun rusa (gandarusa). Diikat daun ribu-ribu atau benang 7 rupa. Beragam tumbuhan ini juga diyakini dapat menjadi penawar berbagai penyakit.

Alat selanjutnya yakni beras tabur, dipakai untuk ditaburkan sebagai lambang pemberian doa dan berkat. Beras tabur terdiri dari beras kunyit atau beras kuning, beras putih basuh, bertih. Beras kuning melambangkan marwah, beras putih basuh mengandung arti memutihkan hati. Bertih, adalah padi digongseng melambangkan perkembangan baik untuk kemudian hari.

Selain itu ada juga, bunga rampai, melati, pandan, mawar untuk menciptakan harum wangi serasi. Kemudian Inai dipadukan gambir dan air wangi. Makna ramuan ini yakni menyatukan keluarga menjadi sakinah dan kewibawaan.

Ketua Mejelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk Seri Al Azhar, mengatakan Tepuk Tepung Tawar adalah simbolik, hakekatnya tetap pada kekuatan doa kepada sang pencipta semesta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya