
Sementara itu, Bupati Ponorogo Ipong Muchlison, dalam sambutannya usai menerima bukti sertifikat Rekor MURI ini menjelaskan, “Ini merupakan kebanggaan dan kebahagiaan bagi Ponorogo yang telah bisa mempersembahkan tarian masal 2062 penari Jathil. Persembahan Bumi Reog untuk Indonesia dalam rangka Nguri-Nguri (Ikut) melestarikan kebudayaan Indonesia,” katanya.
Para penari yang terdiri dari para siswa SMP dan SMA se-Kab. Ponorogo ini menunjukan talenta mereka menari Jathil dengan iring iringan musik khas dari pementasan Reog. Gerakan yang serempak serta keelokan tarian menjadikan pementasan akbar ini memukau setiap pengunjung yang datang. Mereka tag habis habisnya mengabadikan momen bersejarah ini dengan ponsel/kamera mereka masing-masing.
Pertunjukan yang berlansung sekitar 15 menit diikuti oleh perwakilan dari 103 sekolah SMP/SMA se Kab. Ponorogo. Para penari di gembleng selama 1 bulan untuk berlatih gerakan tari dari para Koreografer serta Komposer tari Ponorogo.
Nazliatul Farhania, salah satu siswa dari SMAN 1 Jenangan Ponorogo mengaku ikut setelah ditawari oleh guru di sekolahnyai. “Karena saya juga hobby nari, jadisama temen temen langsung daftarin diri. Awalnya satu temenku diajak berlatih bersama sekolah lainnya di GOR, setelah itu temen ku tadi ngajarin kita gerakan tarinya setiap pulang sekolah,” terang siswi SMA kelas 10 ini.
Bagi Nazliatul dan teman-temannya, mengikuti festival ini merupakan suatu. Tak hanya ikut serta dalam salah satu sejarah pariwisata Ponorogo, dengan mengikuti ini mereka juga mendapatkan pengalaman dan tentunya teman baru ketika berlatih maupun pentas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News