#15 Homestay Untuk Desa Wisata

#15 Homestay Untuk Desa Wisata - GenPI.co
Ilustrasi homestay di desa wisata

Untuk mengembangkan wisata perdesaan di desa-desa wisata diperlukan konsep low-cost tourism (LCT). Melalui konsep LCT ini kita ingin menjadikan pariwisata sebagai sebuah basicneeds. Untuk itu harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Bagaimana caranya? Caranya, kita harus menciptakan attraction, access, dan accomodation (3A) yang terjangkau dengan memanfaatkan kelebihan kapasitas (excess capacity) yang ada.

Nah, untuk mewujudkan accomodation yang murah dan mudah kita harus melakukan terobosan dengan membangun sebanyak mungkin homestay (rumah wisata) di desa-desa wisata seluruh pelosok Tanah Air. Murah karena harga penyewaan homestay sangat terjangkau karena dikelola secara mandiri oleh masyarakat. Mudah karena wisatawan dari seluruh dunia bisa mengakses informasinya melalui Indonesia Travel Exchange (ITX). Dengan inisiatif ini, kita bahkan berambisi untuk memposisikan Indonesia sebagai negara yang memiliki homestay terbanyak di dunia.

Identitas Arsitektur Nusantara

Akhir Oktober lalu bertempat di Gedung Sapta Pesona kita mengumumkan para pemenang Sayembara Desain Arsitektur Nusantara untuk homestay. Kita menetapkan 10 pemenang yang mewakili desain arsitektur homestay untuk 10 destinasi prioritas yang sudah kita tetapkan. Ke-10 desain homestay ini nantinya akan menjadi acuan pembangunan homestay di Tanah Air. Dengan begitu diiharapkan desain arsitektur kita memiliki ciri khas yang mengacu pada budaya dan kearifan lokal Nusantara.

Ide penyelenggaraan sayembara tersebut berawal dari keprihatinan Bapak Presiden mengenai tak adanya identitas arsitektur Nusantara. Seni dan budaya membangun rumah adat di Indonesia itu begitu beragam. Ratusan jumlah suku memiliki ratusan model arsitektur. Ada Rumah Bolon di Sumatera Utara, Tongkonan di Toraja, Joglo dan pendopo Limasan di Jawa, atau rumah adat Bali dengan ornamen yang khas. Namun kini ratusan warisan desain itu kian tergusur oleh model-model arsitektur dari luar yang menyerbu hampir di semua kota di Tanah Air.

Dua kali Pak Presiden mengingatkan saya mengenai pentingnya identitas ini. Pertama saat melakukan kunjungan kerja ke Mandeh, Pesisir Selatan, beliau mengingatkan agar arsitektur Nusantara dilestarikan. Secara khusus Bapak Presiden mengingatkan agar kita melestarikan arsitektur atap rumah Bagonjong di Minangkabau Sumatera Barat.

Kedua pada saat kunjungan kerja ke Borobudur beliau mengingatkan sekali lagi pentingnya identitas ini. Beliau mengatakan, agar tidak membuat candi Borobudur menjadi benda yang asing, maka pada saat akan memasuki kawasan wisata bersejarah tersebut kita harus mengondisikannya dengan bangunan-bangunan rumah yang selaras dengan arsitektur Borobudur.

Target 100.000 Homestay

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News