.webp)
Biasanya kami bermain ular tangga. Mainan yang mungkin terlihat bocil alias bocah cilik. Akan tetapi, sebenarnya itu benar-benar seru.
Kami serasa kembali lagi berada di masa anak-anak. Dunia terasa begitu menyenangkan ketika masalahmu hanya selalu disuruh pulang sebelum adzan maghrib berkumandang bukan?
Kalau lagi main ular tangga, kami begitu ekspresif. Kadang-kadang sampai teriak histeris ketika tiba-tiba dadu yang dikocok membawa kami ke ular hijau.
Otomatis posisi kami harus turun.
"Aduh, sial banget. Oniel, aku boleh ulang kocok dadunya?" kataku merengek.
Sementara Oniel hanya tertawa. Dia mengusap-usap rambutku sambil berkata, "Pacar baik, jangan curang, masa diulang. Ya, jelas tidak bisa," katanya, sambil tertawa lepas.
Tawa Oniel itu mungkin terdengar ke kos tetangga.
Aku yang sedang menggebu-gebu mengejar ketertinggalan kemudian dikagetkan dengan pintu yang mendadak terbuka.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News