Ditampar dan Disakiti, Makin Kasar Rasanya Pingin Lagi

Ditampar dan Disakiti, Makin Kasar Rasanya Pingin Lagi - GenPI.co
Ilustrasi pelecehan. (Pixabay)

"Jangan pergi! ayo pukul, silahkan tampar aku, Dev, I love you so much," ucapku, mengemis perhatiannya sambil menangis.

Sayangnya, air mataku tidak mempan lagi untuk membuat hatinya yang keras kembali padaku. Entah apa yang membuat Diva muak padaku, sehingga dia pergi meninggalkan aku. 

Beberapa tahun kemudian, sepulang ku dari konsultasi. Aku melihat dari luar jendela sebuah cafe, di mana Deva sedang bersama seorang wanita.

BACA JUGA:  Udara Dingin Menyelinap di Sela Jendela, Mertua Sampai Betah

Mereka berdua tampak bahagia penuh tawa dan sentuhan hangat. 

Melihat momen bahagia itu menjadi cambuk keras bagiku. Aku segera menarik lengan bajuku yang panjang, kemudian menggaruknya hingga berdarah.

BACA JUGA:  Punggungku Memerah karena Ulah Mertua, Suami Marah-marah

Rasa sakit adalah caraku untuk menenangkan diri. Sama saat seperti bersamanya.

Disakiti disakiti adalah caraku mengetahui bahwa dia mencintaiku. (*)

Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya