Buih-Buih Cinta Meleleh di Pinggir Pantai, Aku Terkulai Lemas

Buih-Buih Cinta Meleleh di Pinggir Pantai, Aku Terkulai Lemas - GenPI.co
Ilustrasi kencan di pinggir pantai. Foto: Envato

Tetapi mengapa oh mengapa..

Dia mengangsurkan balik headsetku.

“Eh… udah? Gimana menurutmu?”, tanyaku, sedikit tersipu untuk menanyakan reaksinya dari sebuah lagu. Konyol.

BACA JUGA:  Besar dan Kokoh, Tongkat Milik Menantu Membuatku Berbinar-binar

“Kadang aku heran. Orang seserius kamu bisa suka dengan lagu picisan seperti itu”, katanya santai, sambil melemparkan satu batu pipih ke deburan ombak yang sudah terlanjur pecah, membuat pantulan tiga kali sebelum tenggelam.

“See?! Benar aku tadi tak menanyakanmu soal itu!”, kataku sambil mematikan pemutar musikku, kemudian berdiri, lebih memilih untuk berenang daripada melanjutkan obrolan ini.

BACA JUGA:  Pedang Menantu Sungguh Sakti, Sekali Dipegang Aku Menjerit-jerit

Dia menarik tanganku, memintaku duduk kembali di sampingnya dengan pandangan mata dan senyum yang selalu kupuja.

Ah, aku benci jika egoku sudah luluh lantak oleh senyum itu. Senyum yang dulu membuatku tak pernah berani memandanginya terlalu lama. Itu sebelum dia memintaku menjadi kekasihnya.

Aku duduk kembali di tempatku tadi, memandang laut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya