Kupikir Dia Nyatakan Cinta, Tetapi Malah Pergi Selamanya

Kupikir Dia Nyatakan Cinta, Tetapi Malah Pergi Selamanya - GenPI.co
Ilustrasi wanita depresi. Foto: antara/pexels

Tak ada bosannya, mungkin karena cinta. Sampai aku mulai menyadari bahwa dua bulan setelah pertemuan, rambut Haikal kian menipis. Tiap kali kutanya jawabannya tak pernah serius.

“Salah pake sampo,” jawab Haikal.

Aku tahu ia berbohong, aku tahu ada yang ia coba sembunyikan. Anehnya apapun itu aku tidak pedulikan. Selama aku bisa terus bersamanya aku sudah bahagia. Sederhana, sekadar bisa menatap hujan bersamanya, aku sudah bahagia.

BACA JUGA:  Omongan Mertua Bikin Rumah Tanggaku Pupus, Menyedihkan!

Hari itu hari Sabtu sore, empat bulan sejak pertemuan pertamaku dengan Haikal, 3 bulan sejak ia pertama kali menyatakan bahwa ia mencintaiku.

Haikal bilang hari itu ia akan menjemputku untuk ke cafe. Tak ada perasaan aneh sampai aku melihatnya dengan kepala pelontos dan wajah pucat di depan rumahku.

BACA JUGA:  Pesona Bapak Kost Bikin Hati Bergetar, Nggak Sabar Ingin Pulang

Gelap menimpa senja, suasana remang di cafe ditambah udara dingin yang masuk menusuk sampai ke tulang.

Perasaanku kian tak karuan. Haikal memilih meja di tengah cafe, tidak di sudut seperti biasanya yang kami lakukan. Sikapnya kian dingin, bibirnya memucat, pucat sekali.

BACA JUGA:  Aku Tumbang di Kamar, Bapak Kost Datang Bawakan Vitamin

“Uhuukk…” Haikal batuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya