Cintaku Diembat Janda Desa

Cintaku Diembat Janda Desa - GenPI.co
Ilustrasi wanita cantik. Foto: Pixabay

Sebab, kesibukanku di kampus bertambah dan di saat yang bersamaan ayah mendapat jabatan di kantor baru yang membuatnya menjadi supersibuk.

Jika aku tak salah hitung, mungkin terakhir kali kami ke Cianjur itu sekitar dua setengah tahun yang lalu.

Hujan sore ini turun sangat deras, jadi mungkin bisa saja aku terjebak di tengah sawah sampai lebih dari satu jam.

Jadwal yang padat di kampus ditambah kisah cintaku yang kacau balau membuatku menikmati hari-hari di Cianjur.

Saat aku sedang asik melamun melihat daun padi yang bergoyang diterpa angin dan guyuran air hujan, suara seseorang membawaku kembali ke realita.

“Nadin, kok bengong?” ujar seseorang sambil menepuk pundakku. Saat aku menolehkan kepalaku ke belakang, aku melihat senyum manis Feri.

Lensa kacamata bagian dalamnya berembun, sementara yang bagian luar basah terkena terpaan air hujan. Dia membawa dua payung, satu dia pakai dan satunya lagi dijinjing

Namun, karena kencangnya angin, payung yang dia bawa tak dapat melindungi dirinya dari terpaan air hujan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya