
Itu tidak sepenuhnya seperti durian runtuh. Sebagian berkat kesabaran Datuk Low sendiri. Yang tetap bertahan di bisnis itu di saat harga batu bara sangat rendah. Selama lebih 10 tahun.
Di saat sulit itu begitu banyak pengusaha yang menjual tambang. Tidak kuat lagi di harga yang begitu rendah. Begitu lama. Pun Datuk Low.
Sudah sangat sulit saat itu. Nyaris ambruk. Tapi ia tahan. Sampai akhirnya menemukan durian runtuh dua tahun lalu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Penembakan AS: Dokter Pasien
Produksinya pun bisa terus dinaikkan. Seperti hendak mengejar Adaro dan KPC. Tahun lalu produksi batu baranya 32 juta ton. Naik terus.
Dan masih akan naik terus. Tahun ini menjadi hampir 40 juta ton. Lima tahun lagi ditargetkan 60 juta ton –setara dengan Adaro atau KPC saat ini.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Tangis Mama
Apakah itu berarti harga saham BYAN akan terus naik? Saya tidak tahu. Bertanyalah ke Akagami Shanks. Yang rajin bikin komentar di Disway soal saham.
Yang kurang berani tembak langsung pada GoTo –setidaknya dibanding Agustinus yang tulisannya tentang GoTo beredar sangat luas itu.
Faktor terpenting masa depan saham BYAN tentu tetap di harga. Apakah tetap selangit seperti sekarang. Memang ajaib bin anomali.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News