Dia juga menambahkan tetapi ketika presiden mengatakan tidak akan menjadi pasien IMF, ada dasar fundamental ekonomi makro yang relatif baik yang dimiliki.
Rosdiana mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai dari kuartal 4 2021 itu sudah di 5% atau secara konsisten 5,2%, kemudian di kuartal 1 tahun ini tercatat 5,1% kemudian 5,44. Artinya, pemerintah punya kepercayaan diri bahwa Indonesia bisa terhindar dari perambatan kinerja perekonomian dan juga berbagai kebijakan moneter dan fiskal yang dikombinasikan pemerintah.
"Hal lain yang memungkinkan juga pemerintah percaya diri bahwa sebenarnya di tengah kondisi global yang tidak baik ini perekonomian Indonesia itu sangat ditopang oleh kekuatan ekonomi domestik, yaitu yang mana sekitar 50% PDB kita itu ditopang oleh konsumsi rumah tangga," jelasnya.
BACA JUGA: Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Ditangkap, Polri Amankan Konten YouTube Gus Nur
Dia membeberkan ekspor Indonesia merupakan salah satu bentuk independensi dengan perekonomian global itu sekitar 30% dari PDB.
"Jadi sebenarnya meskipun aktivitas perekonomian kita secara global itu intens tetapi hal yang terjadi secara internasional sebenarnya tidak terlalu berdampak tajam ke dalam perubahan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia," tandas Rosdiana.(*)
BACA JUGA: Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Resmi Jadi Tersangka Penistaan Agama
Jangan sampai ketinggalan! Kamu sudah lihat video ini ?
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News