Walau begitu, trotoar yang memanjakan pejalan kaki ini baru tersedia di pusat kota saja. Itu pun baru di sejumlah lokasi.
Sementara di bagian lain tempat di Jakarta trotoar tersedia seadanya, rusak, atau bahkan tidak ada sama sekali. Membuat pejalan kaki terancam hidupnya oleh kendaraan yang ganas di jalanan.
“Trotoar bukan hanya di pusat kota tapi juga sampai ke daerah-daerah juga agar orang bisa keluar rumah langsung jalan di trotoar sampai ke halte” ujar Djoko Setijowarno, Ketua Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat.
Jaringan trotoar yang luas diberbagai tempat diperlukan, sehingga membuat warga bersedia berjalan kaki ke mana saja, termasuk menuju titik angkut transportasi umum, seperti halte dan stasiun.
Trotar dengan lebar terbatas masih berbagi dengan tempat berdirinya sejumlah tiang penyangga jembatan penyeberangan orang di kawasan Jakarta Timur (foto: Linda)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News