Menanggapi pengkhianatan, kemarahan bisa memotivasi untuk membela diri ketika kamu dimanipulasi, dieksploitasi, dimanfaatkan, atau dimanfaatkan.
Hal itu membuat kamu ingin meminta pertanggungjawaban karena melanggar nilai-nilai.
Keyakinan itu memaksa kamu untuk mencoba memperbaiki apa yang rusak, juga memperbaiki yang salah.
BACA JUGA: Inara Rusli Bicara Soal Calon Pasangan: Enggak Beli Kucing Dalam Karung
Perasaan marah mengaktifkan keinginan kamu untuk memperjuangkan perubahan dan memberi kekuatan untuk melakukannya.
Namun, menanggapi kemarahan secara konstruktif tidaklah mudah. Kemarahan adalah emosi yang kuat dan bisa sangat rumit karena mengubah persepsi.
BACA JUGA: 5 Tanda Pasangan Menyembunyikan Depresi, Jangan Diabaikan!
Jika kamu merespons kemarahan dengan sikap defensif atau agresif, kemarahan tersebut bisa meningkat dan menimbulkan lebih banyak kerusakan.
Daripada berdebat atau membela diri, ingatlah bahwa kemarahan sering kali menutupi emosi yang lebih dalam, seperti rasa sakit, ketakutan, atau kesedihan.
BACA JUGA: 4 Hal Wajib Dilakukan Pasangan Jika Ingin Hubungan Cinta Makin Kuat dan Harmonis
Saat merasa marah setelah ada perselingkuhan, merespons dengan cara produktif adalah hal yang tepat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News