Dear Diary

Bukan Kisah Hohohihi, Tapi Bisa Bikin Kamu Nostalgia

Bukan Kisah Hohohihi, Tapi Bisa Bikin Kamu Nostalgia - GenPI.co
Ilustrasi bermain layang-layang. (Foto: Elements Envato)

Bapa menghabiskan waktu menjelang siang dengan tidur-tiduran saja di kamarn. Tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan di hari-hari liburan kenaikan kelas itu. Karena Bapa berprofesi sebagai guru, ia pun ikut merasakan liburan sembari melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil di rumah. Selepas lalu kulihat ia membaca sebuah buku cukup tebal. Namun rupanya panggilan bantal lebih kuat ketimbang memperhatikan deretan huruf yang membosankan itu.

Aku mengambil tempat di ujung tilam tempat Bapa membaringkan diri. Kugerak-gerakkan kakinya sembari menunggu ia bangun.

“Kenapa?” Bapa sedikit kaget karena sudah kubangunkan.

“Saya minta uang di Mama, tapi Mama tidak kasih. Bapa ada uang?”

“Berapa? Buat apa?” Bapa kembali mencoba menutup matanya. Rupanya ia sedikit terganggu dengan kehadiranku. Namun begitu, Bapa bukan jenis orang yang akan meradang kalau tidur siangnya diganggu. Bapa baik dengan anak-anaknya. Ia selalu mau menjadi teman kami.

“Lima ratus,” jawabku penuh harap.

Bapa diam sebentar, tampak seperti mengingat-ingat sesuatu. “Ada uang seribu di saku jaket Bapa yang digantung di belakang pintu.”

Akhirnya! Aku segera menyingkap pintu kamar yang dimaksud Bapa lalu menemukan sebuah jaket yang tergantung di antara beberapa helai pakaian lainnya.

“Saku samping sebelah kanan, “kata Bapa saat melihatku sibuk mencari. Benar saja, selembar uang seribu terselip di saku jacket itu. Hatiku senang bukan kepalang.  Kuraih uang itu lalu berlari keluar kamar, meninggalkan Bapa yang berusaha kembali tidur siang.

“Jangan lupa kembaliannya,”Seru Bapa dari dalam kamar. Aku tak menyahut. Toh Bapa akan lupa dengan uang kembaliannya itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya