Dear Diary

Susah Payah Ungkapkan Cinta, Sahabat Priaku Menjawab Tidak

Susah Payah Ungkapkan Cinta, Sahabat Priaku Menjawab Tidak - GenPI.co
Ilustrasi kecewa karena cinta bertepuk sebelah tangan (Foto: Pinterest)

Dari balik jendela café, aku melihat dia melangkah dari tempat parkir. Gagah seperti biasanya. Kemeja flanel warna biru pudar yang dia padukan dengan kaos putih ketat terlihat sangat pas. Dengan fisiknya, dengan pembawaannya.

Hatiku berdesir halus.

“Nunggu lama?”Begitu sapanya sambil mengambil tempat duduk di hadapanku.

“Nope. Gue juga udah pesenin minuman buat kita. Biar tu waiter nggak bolak-balik”, jawabku sambil berusaha tanpak santai agar menutupi rasa gugup yang sudah sampai ke ubun-ubun.

“Kirain bakal rame ama anak-anak,” celotehnya.

“Gue emang sengaja cuma minta lu yang dateng. Gue mau ada perlu ngomong hal yang lumayan serius ama lu”.

“Weh, ada apa, nih?”.

Aku sudah hendak menjawab ketika kulihat waiter datang membawa pesananku. Jadi kutunda. Kubiarkan dia menyesap dulu kopi kesukaannya.

“Jadi, ada apa?” Ia bertanya sembali meletakkan cangkirnya di meja.

Aku menelan ludah. Mengumpulkan lagi keberanian yang sudah aku persiapkan dari kemarin.

I have to say it. I need to say it.

“I Love You”, bisikku.

“You what?” tanyanya, mungkin untuk meyakinkan pendengarannya.

“You’ve heard me…”

Ada jeda panjang di antara kami. Jadi aku memutuskan untuk melanjutkan omonganku.

“Hyup. Gue demen ama lu. Gue juga nggak tau pasti sejak kapan ada ‘lonjakan’ perasaan ini, dan kenapa harus lu. Tapi ya, gue cuma berusaha nikmatin aja yang gue rasain, sih”.

“Gue gak tau musti berreaksi apa,” jawabnya lirih.

“Mungkin dengan tanggapan jujur apa perasaan Lo soal perasaan gue,” kataku pelan, yang seketika kusesali lantaran seolah ada desakan di sana.

BACA JUGAAkhirnya Ketahuan, Ternyata Cowokku Suka Gituan Sama Om-om

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya