Tak Pernah Lelah, Djaka Pensiun PNS Tetap Berkarya

Tak Pernah Lelah, Djaka Pensiun PNS Tetap Berkarya - GenPI.co
Usai pensiun dari PNS, Djaka Mastono membuka gallery. (Foto: Muslifa)

GenPI.co - Pusat oleh-oleh menjadi satu kebutuhan mutlak dari satu destinasi wisata. Demikian pula Lombok. Pusat oleh-oleh tersedia hampir di sebagian besar spot-spot wisata utama di Lombok. Kawasan Senggigi, Gili Tramena (Trawangan, Meno dan Air), dua destinasi ikonik Lombok yang juga memiliki banyak pusat oleh-oleh lengkap. 

Salah satunya, Kencana Gallery Lombok Art. Pusat oleh-oleh milik Djaka Mastono, seorang pensiunan pegawai Dirjen Perhubungan Udara yang selama masa tugasnya pernah di Bandara Ngurah Rai Bali dan Bandara Selaparang Lombok (bandara lama) tetap berkarya.

“Awalnya saya membuka galeri lukisan di lantai tiga, sejak tahun 1995 lalu. Kemudian berkembang ke dua lantai di bawahnya. Fashion dan koleksi kain di lantai dua, berbagai kerajinan di lantai satu,” jelas Djaka mengisahkan perjalanan Kencana Gallery.

Baca juga: Ana, Pelukis Surealism dari Lombok Timur

Pusat oleh-oleh ini berada di ruas jalan padat Lombok. Tepatnya di Jalan Adi Sucipto, jalan raya utama yang melintas di depan kompleks Bandara Udara Rembige. Bandara udara lama, sebelum dipindah ke BIL yang sekarang berada di Lombok Tengah. Jalur utama ini juga menghubungkan Senggigi dan pusat kuliner khas, Sate Rembige.

Di samping berada di jalur utama pariwisata, galeri lukisan dan oleh-oleh nusantara ini berada persis di samping salah satu hotel kota. Di hotel ini, kerap diadakan workshop, seminar atau hunian sementara dari beragam event-event MICE di Lombok. Seringkali, para tamu hotel akhirnya berkunjung juga ke galeri, baik sekadar melihat-lihat, bahkan sampai berbelanja berbagai jenis oleh-oleh.

“Ada kok oleh-oleh yang berharga lima ribuan, mbak. Gelang tali atau gantungan kunci sederhana. Nah, yang mahal biasanya untuk koleksi lukisan dan beberapa kain tenun khusus. Harganya memang sampai jutaan lebih,” tambah Djaka.

Pria sepuh ini masih belum mau disebut kolektor lukisan. Ia merasa masih sekadar penyambung, antara karya-karya pelukis di Lombok, dengan para pembeli di pusat oleh-oleh miliknya. Ruangan lantai tiga yang dipusatkan sebagai ruang khusus lukisan, memamerkan berbagai macam aliran. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya