Junta Militer Makin Seenak Jidat, Myanmar Ambyar, Dunia Bergetar

Junta Militer Makin Seenak Jidat, Myanmar Ambyar, Dunia Bergetar - GenPI.co
Polisi anti huru hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan demonstran di Yangon, Myanmar. Foto: Reuters.

GenPI.co - Kehidupan di daerah penghasil batu giok Myanmar selalu sulit dan genting, tetapi sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintah sipil pada 1 Februari, keadaan menjadi lebih berbahaya.

Di kotapraja Hpakant Negara Bagian Kachin, yang memiliki tambang batu giok terbesar dan paling menguntungkan di dunia, terdapat lebih banyak tentara dan polisi, akses ke lokasi penambangan menjadi lebih sulit dan pasar lokal telah berhenti beroperasi.

BACA JUGA: Ada Manuver Maut PBB di Jakarta, Silakan Dibaca

“Banyak tempat berbahaya untuk menggali giok sekarang. Hanya beberapa tempat yang bisa kami gali dengan tangan atau mesin kecil,” ungkap seorang penambang lokal, Sut Naw dalam pernyataannya seperti dilansir dari Reuters, Jumat (23/4/2021).

Dilaporkan, saat ini polisi dan tentara sekarang menjaga kompleks perusahaan, tambahnya, berpatroli di jalan siang dan malam.

Mereka juga menghentikan orang-orang di jalanan atau di dalam kendaraan mereka, memeriksa batu giok dan barang berharga lainnya, serta menelusuri ponsel orang untuk mencari bukti perlawanan terhadap kudeta.

“Saya telah melihat banyak film zombie, tetapi tidak pernah menyadari bahwa saya akan hidup di lingkungan yang sama,” katanya.

Militer telah lama mendominasi industri batu giok Myanmar dan terus meraup keuntungan besar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya