
CSTO mengerahkan sekitar 2.500 pasukan ke Kazakhstan pekan ini atas permintaan Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev.
CSTO, yang juga mencakup Belarusia, Kirgistan, Armenia, dan Tajikistan, tidak pernah mengerahkan pasukan sebelumnya. Kekuatan besar Rusia juga ikut bergerak.
"Tindakan yang diambil CSTO memperjelas bahwa kita tidak akan membiarkan siapapun mendestabilisasi situasi di rumah kita dan mengimplementasikan apa yang disebut skenario revolusi warna," kata Putin.
BACA JUGA: Huru-hara di Kazakhstan, Pemerintah Tuduh Islam Radikal Biangnya
Di bagian lain, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayex serukan operasi kontra-terorisme. Dalam pidatonya kepada rakyat Kazakhstan, Presiden Tokayev menyatakan operasi kontra-terorisme terus berlanjut.
Polisi, Garda Nasional, dan Angkatan Bersenjata akan dikerahkan untuk melakukan tindakan besar-besaran dan terkoordinasi untuk menetralisir kelompok teroris dan kriminal.
BACA JUGA: Pemerintah Kazakhstan Menembak Mati 160 Orang, AS Bereaksi Keras
Situasi mencekam juga masih terekam di Kota Almaty. Pemerintah Kazakhstan menyatakan situasi paling sulit telah berkembang di kota Almaty.
Para teroris disebut merebut kantor Walikota, kediaman lokal Presiden Republik Kazakhstan, departemen kepolisian kota, Komite Keamanan Nasional, Kantor Kejaksaan, studio sebuah sejumlah perusahaan TV dan radio.
BACA JUGA: Peringatan AS ke Kazakhstan Soal Bahaya Undang Pasukan Rusia
Teroris juga telah merebut Bandara Internasional Almaty dengan pesawat lokal dan asing dengan penumpang di dalamnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News