
Meski pun Eropa telah melakukan investasi besar dalam energi terbarukan seperti angin dan tenaga surya, ternyata sumber pasokan konvensional masih dibutuhkan.
Pembangkit listrik berbahan bakar gas adalah salah satu dari sedikit pilihan yang tersisa.
"Ini adalah semacam momen oh my God di mana kawasan itu menyadari bahwa itu sangat bergantung pada gas Rusia," kata, kepala penelitian makro global di bank Belanda ING, Carsten Brzesk, Kamis (3/2/2022).
BACA JUGA: Manuver Tempur Rusia Dilawan dengan Perang Gerilya
Menurut data badan data Eurostat di tahun 2020, Rusia menyumbang sekitar 38% dari impor gas alam Uni Eropa.
Negeri itu mengirimkan hampir 153 miliar meter kubik. Kontribusi Negeri Beruang Merah semakin besar di Benua Biru sejak produksi gas Belanda menurun akibat penutupan ladang gas.
BACA JUGA: Rusia Tantang Inggris, Ada Pembalasan Brutal dari Kremlin
Belum lagi penutupan PLT Nuklir Prancis dan PLTU batu bara Jerman.
Ini juga membuat Eropa terbelah dua karena ketergantungan dengan Moskow.
BACA JUGA: Rusia Tantang Perang Dunia 3, Harga Minyak Langsung Menggila
Pakar energi di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Nikos Tsafos, mengatakan bahwa bila pasokan gas dari Rusia ke Eropa dihambat, hal itu akan menjadi bencana besar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News