
"Waktunya tinggal dua jam," gerak bibir di bawah kumis tebal itu.
Mengantar saya ke Tabuk tidak mungkin. Terlalu jauh. Kalau telat kembali ke Neom kontrak antar-jemputnya bisa diputus. Bahkan kena denda.
"Ke Duba saja mau?" tanyanya pada saya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Beijing Syiah-Sunni
"Ke mana saja. Asal bisa keluar dari sini," jawab saya.
Perjalanan ke Duba satu jam. Berarti ia bisa tiba kembali di Neom dalam dua jam. Pas dengan jadwal mengantar pulang tiga orang kulit putih itu.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Arab Yahudi
"Ke Duba saja," katanya.
"Berapa?" tanya saya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Muhammad bin Salman: Barang Titipan
"200 riyal," jawabnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News