
Tidak pernah pula jadi panglima tertinggi Tentara Pembebasan Rakyat. Saya juga pernah ke bengkel, tempatnya Deng dibuang di Nanchang. Bengkel itu juga sudah jadi museum pembuangan Deng Xiaoping.
Sampai di museum Deng di Nanchang hasil pemeriksaan kesehatan saya belum juga sampai di HP saya. Maka saya berpikir harus ke mana lagi.
"Kita ke Huangshan saja," kata saya. "Kan sudah dekat dari sini," ujar saya ke teman di Nanchang.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Wuhan: Mao Muda
"Satu jam dengan kereta cepat," jawabnya.
"Berangkat," jawab saya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nagabonar Sudan
"Kita pakai mobil saja. Lebih fleksibel. Di Huangshan bisa ke mana-mana dengan mobil," kata teman itu.
"Saya ikut saja," jawab saya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Ahli Kanker: Lebaran Mik
Teman itu lantas memandangi saya. Seperti tiba-tiba ingat saya sudah berumur 71 tahun. Apakah akan kuat mendaki ke Huangshan yang 2.600 meter. Curam pula.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News