GenPI.co 
Pertengahan tahun 1950-an hingga 1960-an — Uni Soviet terus memberikan bantuan ekonomi dan militer kepada Korea Utara.
Namun hubungan mereka menurun ketika Kim Il Sung dengan kejam membersihkan faksi-faksi pro-Soviet dan pro-Tiongkok dalam kepemimpinan Korea Utara untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya.
Moskow mengurangi bantuannya namun tidak menghentikannya sampai akhir Perang Dingin.
BACA JUGA: Italia Menggambarkan Tawaran Gencatan Senjata Putin untuk Ukraina sebagai Propaganda
Pada 1970-an — Ketika persaingan antara Uni Soviet dan China makin meningkat, Korea Utara menerapkan kebijakan “jarak yang sama” yang memungkinkan mereka mengadu domba raksasa komunis yang saling bermusuhan untuk mendapatkan lebih banyak bantuan dari keduanya.
Pyongyang juga berusaha mengurangi ketergantungannya pada Moskow dan Beijing, namun serangkaian kegagalan kebijakan menyusul pinjaman besar-besaran dari pasar keuangan internasional mendorong perekonomian Korea Utara ke dalam kekacauan selama beberapa dekade.
BACA JUGA: Vladimir Putin Singgung Gencatan Senjata Jika Ukraina Membatalkan Tawaran NATO
Pada 1980-an — Menyusul naiknya kekuasaan Mikhail Gorbachev, Uni Soviet mulai mengurangi bantuan ke Korea Utara dan mendukung rekonsiliasi dengan Korea Selatan.
Seoul juga memperluas hubungan diplomatik dengan negara-negara komunis di Eropa Timur, sehingga membuat Pyongyang semakin terisolasi.
BACA JUGA: Pertemuan Vladimir Putin dan Kim Jong Un di Korea Utara Menimbulkan Kekhawatiran
Pada 1990-an — Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 membuat Korea Utara kehilangan peran utama dalam bidang ekonomi dan keamanan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
