GenPI.co - Para pakar hak asasi manusia independen PBB mengatakan dalam sebuah laporan baru hari Selasa bahwa temuan mereka menunjukkan Pemerintah Venezuela telah mengintensifkan penggunaan alat-alat penindasan yang “paling keras dan paling kejam”.
Dilansir AP News, hal itu menyusul pemilihan presiden bulan Juli yang disengketakan.
Hasil resmi pemungutan suara tanggal 28 Juli telah banyak dikritik sebagai tindakan yang tidak demokratis, tidak transparan, dan bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan Presiden Nicolas Maduro.
BACA JUGA: PBB Sebut Ekonomi Palestina Sedang Terpuruk dan Butuh Miliaran Dolar untuk Pemulihan
Dalam laporannya, misi pencari fakta mengenai Venezuela, yang ditugaskan oleh Dewan Hak Asasi Manusia yang didukung PBB, mengecam pelanggaran hak asasi manusia termasuk penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, dan kekerasan seksual dan berbasis gender oleh pasukan keamanan negara tersebut, yang “secara keseluruhan, merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa penganiayaan atas dasar politik.”
“Selama kurun waktu yang dicakup oleh laporan ini, dan terutama setelah pemilihan presiden pada 28 Juli 2024, negara mengaktifkan kembali dan mengintensifkan mekanisme represif yang paling keras dan paling kejam,” kata para ahli dalam laporan tersebut, yang mencakup periode satu tahun hingga 31 Agustus.
BACA JUGA: Sekjen PBB Sebut Kematian dan Kehancuran di Gaza Menjadi yang Terburuk
Misi diplomatik Venezuela di Jenewa mengatakan pihaknya tidak mengakui mandat misi pencari fakta dan menolak mengomentari laporan kepada The Associated Press, meskipun kemungkinan akan membahas laporan tersebut saat akan dipresentasikan ke dewan akhir minggu ini.
Temuan tersebut menggemakan kekhawatiran dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Human Rights Watch, dan pihak lain tentang Venezuela dan demokrasinya.
BACA JUGA: Penyelidik PBB Tuduh Israel Lakukan Kampanye Kelaparan di Gaza, Netanyahu Membantah
Termasuk penindasan sebelum dan setelah pemungutan suara yang sangat dinanti-nantikan dan pelarian berikutnya ke pengasingan pemimpin oposisi Venezuela Edmundo Gonzalez.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News