Berpotensi Mati Kelaparan Jadi Akhir Penderitaan Anak Afghanistan

Berpotensi Mati Kelaparan Jadi Akhir Penderitaan Anak Afghanistan - GenPI.co
Ilustrasi-Kelaparan.Foto: Reuters.

Putaran terakhir pembicaraan damai antara Taliban dan negosiator pemerintah Afghanistan yang dimulai awal bulan ini di Qatar lambat membuahkan hasil karena kekhawatiran tumbuh atas lonjakan kekerasan baru-baru ini di Afghanistan.

Pandemi juga berdampak buruk pada jutaan keluarga Afghanistan.

Pada tahun 2020, Bank Dunia memperkirakan bahwa pandemi tersebut telah sangat mengganggu impor, termasuk barang-barang kebutuhan rumah tangga yang pada gilirannya menyebabkan inflasi yang cepat.

Ketegangan kesehatan dan ekonomi tambahan dari pandemi telah memperdalam dampak kemanusiaan di seluruh negeri.

Banyak orang Afghanistan juga menyalahkan korupsi pemerintah yang tak terkendali dan pelanggaran hukum atas ekonomi negara yang buruk.

Sementara, berdasarkan data PBB hampir 6.000 orang sepertiga dari mereka anak-anak tewas atau terluka dalam pertempuran di Afghanistan antara Januari dan September tahun lalu.

Kekerasan terus memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka setiap tahun dan membatasi akses orang ke sumber daya termasuk rumah sakit dan klinik.

Dalam laporan Save the Children sebelumnya yang diterbitkan pada bulan Desember, kelompok itu mengatakan lebih dari 300.000 anak-anak Afghanistan menghadapi kondisi musim dingin yang membekukan yang dapat menyebabkan penyakit dan kematian tanpa pakaian musim dingin yang layak dan pemanas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya