Studi: Banyak Orang Depresi Beli Obat Keras Ilegal Selama Pandemi

Studi: Banyak Orang Depresi Beli Obat Keras Ilegal Selama Pandemi - GenPI.co
Ilustrasi-Obat terlarang. Foto: Shutterstock.

"Saya tidak bisa bangun dari tempat tidur. Saya hanya merasa hidup tidak ada gunanya, saya pikir itu adalah titik terendah bagi saya. Benar-benar menyadari bahwa saya tidak punya keinginan untuk hidup," kenang dia.

Menurutnya, kala itu dia hanya tidak punya alasan untuk bangun, aku tidak ingin bangun. Lockdown sempurna karena aku hanya tidak ingin bangun jadi aku tidak mau.

Sementara itu, Paul Hannaford adalah mantan pecandu narkoba yang melakukan perjalanan ke berbagai sekolah di Inggris untuk memberikan ceramah tentang pengalamannya dan mencoba untuk meningkatkan kesadaran.

Dia menggambarkan melepaskan benzos sebagai lebih sulit dari pada melepaskan heroin.

Dia khawatir dampak penguncian bisa memicu peningkatan penggunaan narkoba di kalangan anak muda.

"Saat ini, ada lebih banyak obat yang dijual online kepada anak muda daripada sebelumnya. Anda dapat mengakses situs mana pun,  mereka tidak tahu apa yang mereka beli untuk anak-anak ini," imbuhnya.

Sedangkan, Dr Owen Bowden-Jones, psikiater konsultan dari klinik Addiction to Online Medicine di London, menambahkan klinik tersebut memiliki pasien campuran, tergantung pada usia.

"Orang yang lebih muda di klinik cenderung lebih banyak laki-laki, dan seiring bertambahnya usia, kami cenderung melihat lebih banyak wanita," terang dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya