GenPI.co 
GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang turut memberikan pendapatnya terkait soal tes wawasan kebangsaan (TWK) untuk para pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menuai banyak polemik.
Terutama, pada pernyataan yang mempertanyakan kebersediaan para pegawai untuk melepas jilbab.
BACA JUGA: Diciduk KPK, Harta Bupati Nganjuk Bikin Jiwa Miskin Meronta-ronta
Menurut Ngorang, pertanyaan semacam itu disusun sedemikian rupa untuk melihat wawasan kebangsaan seseorang.
“Dari pertanyaan itu, akan terlihat bagaimana wawasan kebangsaan seseorang dari jawaban yang mereka berikan. Apakah wawasan kebangsaan mereka itu menghormati dan menghargai keanekaragaman bangsa Indonesia?” ujarnya kepada GenPI.co, Senin (10/5).
Ngorang mengatakan bahwa keanekaragaman bangsa Indonesia itu adalah suatu hal yang sudah given dan tak bisa disangkal keberadaannya.
“Jadi, di antara kita tak bisa memaksakan nilai golongannya ke golongan lain. Sebenarnya tes itu melihat cara pandang dari wawasan kebangsaan seseorang,” katanya.
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu juga mencontohkan beberapa pertanyaan lain dalam tes wawasan kebangsaan KPK, seperti pandangan para pegawai jika memiliki anak yang ingin menikah beda agama.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
