Ambang Batas Presiden adalah Kotak Pandora Politik Indonesia

Ambang Batas Presiden adalah Kotak Pandora Politik Indonesia - GenPI.co
Ilustrasi KPU siapkan logistik pemilu. FOTO: JPNN

GenPI.co - Akademisi politik TB. Massa Djafar menilai ambang batas electoral (electoral threshold) dan pencalonan presiden (presidential threshold) adalah kotak pandora kondisi politik di Indonesia.

Massa menilai akan makin banyak tokoh-tokoh masyarakat yang menyuarakan terkait usulan ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) nol persen.

Oleh karena itu, diskursus presidential threshold bukan sekadar angin lalu.

BACA JUGA:  Polemik TNI dan Habib Bahar, Pentolan 212 Bereaksi Keras

“Dinamika politik itu sangat cepat. Siapa sangka hal ini akan dibahas? Itu artinya ada yang tak beres dan masyarakat bisa melihat itu,” ujarnya kepada GenPI.co, Minggu (2/1).

Menurut Massa, kunci permasalahan politik di Indonesia ada pada presidential dan electoral threshold.

BACA JUGA:  Shin Tae Yong Buka Suara Soal Isu Pemecatan, Semua Harap Tenang

Pasalnya, kedua ambang batas itu hanya memastikan kepentingan segelintir orang, sehingga masyarakat luas merasa kecewa.

“Ini tinggal tunggu waktu saja kotak pandora itu dibuka, lalu semua permasalahan terbongkar,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Puan Maharani Jadi Tak Punya Taring untuk 2024

Massa mengatakan bahwa presidential dan electoral threshold hanya menguntungkan para oligarki politik dan ekonomi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya