GenPI.co 
GenPI.co - Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel blak-blakan terkait code of silence atau kode senyap dalam kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Hal tersebut diungkapkan Reza Indragiri setelah Kapolri Listyo Sigit Prabowo memerintahkan pemeriksaan 25 polisi berpangkat brigadir jenderal hingga tamtama.
Puluhan oknum polisi itu diproses secara internal lantaran dianggap tidak profesional menangani tempat kejadian perkara (TKP) tewasnya Brigadir J.
BACA JUGA: 3 Zodiak Paling Mudah Cemburu, Mereka Selalu Curiga dan Sensitif
Reza Indragiri sebelumnya bicara tentang code of silence menanggapi langkah Bharada E mengajukan permohonan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Seperti diketahui, Bharada E merupakan polisi yang sudah jadi tersangka pembunuhan Brigadir J di rumah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
BACA JUGA: Kajian Gus Baha: Jangan Tidur Pagi Hari Bikin Rezeki Seret
Menurut Reza Indragiri, istilah kode senyap menunjuk kepada subkultur menyimpang personel dengan menutup-nutupi kesalahan sejawat.
"Saat sejawat berpangkat atau berjabatan tinggi, code of silence makin mungkin terjadi. Sejawat sementereng itu punya efek psikologis yang intimidatif terhadap penyidik," kata Reza Indragiri kepada JPNN, Rabu (20/7/2022).
BACA JUGA: Mahfud MD Mendadak Beber Kapolri Listyo Sigit di Kasus Brigadir J
Apalagi, menurut Reza Indragiri ketika ada lebih dari satu sejawat dan salah satunya lebih tinggi pangkatnya daripada personel lainnya, maka code of silence bisa saja dilakukan dengan mengorbankan personel yang berpangkat lebih rendah.
Artikel ini sudah tayang di JPNN.com dengan judul: Pembunuhan Brigadir J: Analisis Reza soal Kode Senyap, Ada Peran Senior Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul "Pembunuhan Brigadir J: Analisis Reza soal Kode Senyap, Ada Peran Senior", https://www.jpnn.com/news/pembunuhan-brigadir-j-analisis-reza-soal-kode-senyap-ada-peran-senior?page=4
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
