
Karena itu Porpal jadi ormas yang secara keanggotaan besar, dan secara pengaruh pun disegani. Awang anggota Porpal.
Dengan kartu anggota yang sah, meski tak terlalu aktif. Ketika kami menurunkan feature tentang siapa Awang, kami tak terlalu menonjolkan soal keanggotaannya di ormas itu.
Kami tak terlalu besarkan drama penyerahan Awang ke kantor polisi. Kami dapat foto bagaimana polisi mengepung dan disuruh pulang, tapi kami putuskan untuk tak memuatnya.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Edo Torpedo, Siapa Membunuh Putri (14)
Kami tahu itu bisa menjadi pemercik dan bahkan memperbesar api konflik. Tapi, dengan tak terlalu membesar-besarkannya justru koran kami didatangi, didesak memuat rilis versi Porpal.
Feature kami berfokus pada profil Awang yang memang tidak meyakinkan untuk melakukan pembunuhan dengan motif yang disebutkan polisi.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Ratu Wushu
Meski curriculum vitae-nya tak jauh dari dunia hitam. Ia lama kerja jadi tenaga pengaman hotel yang diam-diam dioperasikan sebagai kasino.
Porpal sebenarnya sangat setuju dengan profil Awang yang kami turunkan lengkap itu. Tapi ada yang berada di luar perhitungan kami.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Eko Kuntadhi dan Ning Imaz: Ning Tenar
Mereka hendak bereselancar di atas isu itu. Lepas nanti hasil sidang membuktikan Awang bersalah atau tidak, selama persidangan, isu itu bisa ditunggangi untuk popularitas Porpal.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News