Catatan Dahlan Iskan-Hasan Aspahani: Judi dan Jatah, Siapa Membunuh Putri (19)

Catatan Dahlan Iskan-Hasan Aspahani: Judi dan Jatah, Siapa Membunuh Putri (19) - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Instagram/dahlaniskan19

“Tapi lama-lama saya merasakan tekanan dan terornya makin ngeri, Pak,” kataku.

“Hati-hati saja. Kalau ada yang bisa kubantu pasti aku bantu kamu. Jangan takut, Dur,” kata Pak Rinto.  

Saya berpikir apa yang bisa dibantu oleh bekas polisi tua ini? Sekadar nasihat arahan seperti yang selalu ia berikan itu tentu penting, tapi sepertinya saya memerlukan lebih daripada itu. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Teror di Radio, Siapa Membunuh Putri (16)

Apakah saya harus meminta bantuan pada pengacara Restu Suryono?  Atau orang-orang Porpal? Apakah itu justru malah membuktikan bahwa tuduhan itu penelepon di radio tadi benar

Di dalam mobil, seperti memahami kecemasan saya, Edo Terpedo berkali-kali meyakinkan saya dengan kalimat, “Abang Abdur jangan takut, selama ada saya tak akan ada yang boleh sentuh Abang…”

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Listrik: Kompor 450

“Kamu gimana, Do? Kalau mereka serang kamu gimana?”

“Siapa berani ganggu saya?” katanya. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Situasi Amerika Serikat: Rasialis Fanatis

Dengan sepengetahuan saya, Edo membangun hubungan dengan beberapa preman Ambon di Borgam. Kelompok ini tak terlalu besar tapi cukup disegani. Afiliasinya ke tentara. Pilihan itu tentu berisiko, antara lain akan berhadapan dengan kelompok lain yang dilindungi polisi. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya