Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Teror di Radio, Siapa Membunuh Putri (16)

Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Teror di Radio, Siapa Membunuh Putri (16) - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

GenPI.co - Koperasi pesantren Alhidayah berkembang menjadi unit usaha yang menguntungkan. Atas keberhasilan itu, Inayah dipercaya oleh Ustaz Samsu untuk mengelola urusan yang lebih besar tanggung-jawabnya: keuangan pesantren. 

Sementara itu dia tetap mengajar, tetap Ustazah bagi ratusan santri yang tinggal menetap juga yang hanya bersekolah di sana.  Ustaz Samsu menceritakan itu kepadaku dengan bangga dan cemas.

Bangga karena orang-orang muda yang ia rekrut bekerja dengan sangat baik, melampaui harapannya. Itu yang bikin pesantren Alhidayah yang ia bangun dari nol kini berdiri di kawasan yang luas dan bangunan-bangunannya kukuh.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Situasi Amerika Serikat: Rasialis Fanatis

“Yang gagal dan tak membanggakan sepertinya saya ya, Ustaz,” kata saya berseloroh.

“Kau justru yang paling membanggakan kami. Kepada anak-anak santri saya selalu bilang, kau itu dulu sama seperti mereka, santri di Alhidayah pusat di Kalimantan saja,” kata Ustaz Samsu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan-Hasan Aspahani: Dipanggil, Siapa Membunuh Putri (16)

Tapi Ustaz Samsu juga cemas. Ia mencemaskan Inayah. Sementara Ustazzah-Ustazzah lain sudah menikah, sebagian besar dengan Ustaz-Ustaz dan pegawai di Alhidayah juga, Inayah belum. 

“Banyak yang sudah melamar dia, dia menolak. Saya ini menanggung beban sampai dia menikah, karena orang tua dia menitipkan dia ke saya,” kata Ustaz Samsu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan dan Hasan Aspahani: Sidang yang Tegang, Siapa Membunuh Putri (15)

Saya merasa bersalah. Ustaz Samsu sejak semula seperti mendekatkan kami, seakan menjodohkan kami.  Tapi sejak kami mulai mengenal, ada Suriyana di antara kami.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya