"Saya tuh nonton TV negara-negara maju. Memang isinya pendidikan semua. Tapi TV kita isinya kalau enggak sadis, ya lucu, atau joget, atau sedih. Pagi diajak nangis, malam diajak ketawa. Ampun deh pendidikan bangsa ku! Ini kan ada corona!" ungkapnya.
BACA JUGA: Kasus COVID-19 Bisa Turun Bila 75% Penduduk Pakai Masker
Padahal, menurut Fahri, izin frekuensi yang diberikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga di tengah pandemi dan krisis, TV bisa turut serta dalam menjalankan revolusi mental.
"Masalahnya adalah pikiran dan ide. Kekuasaan dan uang yang besar di Kemendikbud, Kominfo, dll tak akan ada gunanya jika kita tak memahami abjad pemanfaatan fasilitas tersebut untuk membangun kesadaran yang revolusioner. Untuk melawan COVID-19 dan masa depannya," ucap Fahri.
"Pastikan idenya dimengerti ya, Mas Menteri, jangan sibuk mikirin pulsa," tutupnya. (*)
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News