GenPI.co - Akademisi politik Rochendi menyayangkan absennya ucapan belasungkawa dari pemerintah Indonesia atas insiden penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) oleh anggota kepolisian.
Menurutnya, hal ini sama dengan kondisi kepemimpinan Louis XIV di Perancis yang diucapkan pada 1655.
BACA JUGA: Komnas HAM Beber Bukti Baru Terkait Penembakan FPI
“Ini seperti kata Louis XIV, ‘negara adalah saya’. Apa pun harus dilakukan oleh negara agar pemimpin dan negaranya tidak kalah,” ujar Rochendi kepada GenPI.co belum lama ini.
Padahal, ucapan bela sungkawa dinilai bukan sebagai kekalahan negara terhadap oposisi.
“Ini persoalan bagaimana kita mengatasi suatu masalah tanpa menimbulkan masalah. Ini kan tidak. Mau mengatasinya saja sudah menimbulkan masalah, apalagi sudah diatasi,” imbuhnya.
Pengajar di Universitas Nasional itu mewajari beragam reaksi publik, mulai dari lokal hingga internasional.
Termasuk desas-desus kedatangan pegawai Kedutaan Besar Jerman ke markas FPI di Petamburan, Jakarta Pusat, yang belakangan terungkap adalah seorang anggota intelijen Jerman.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News