Catatan Dahlan Iskan soal Piala Dunia 2022: Gempa Jerman

Catatan Dahlan Iskan soal Piala Dunia 2022: Gempa Jerman - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Menulis Piala Dunia 2022? Tidak bisa. Tidak ada lagi yang tersisa. Saya juga tidak terlalu peduli Piala Dunia kali ini. Jam, 17 dan 20 adalah saatnya menulis untuk Disway.

Yang saya tahu, bisa jadi orang Jawa lama menyebut negara itu kotor. Bukan Qatar. Itu karena dalam huruf Arab tulisan Qatar terdiri dari tiga huruf yang oleh orang di desa di Jawa disebut kop, tok dan ro'. Bacanya: kotor.

Maka menjelang Piala Dunia di Qatar sekarang ini, ada kampanye khusus bagaimana cara mengucapkan Qatar dalam bahasa Jawa –ups, dalam bahasa Inggris.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Gempa Cianjur: Tenda Sendiri

Bagi orang Qatar itu tidak masalah. Negara itu biasa diucapkan dengan banyak jenis nama: Catharaai, Catara, Qitar, Katar, Qataar. Artinya: tanah kosong, tak berpenghuni.

Mereka juga tidak terlalu pusing dengan hari kemerdekaan: menyatakan merdeka tanggal 1 September 1971, diberi kemerdekaan oleh Inggris tanggal 3 September 1971, tapi memperingati hari kemerdekaan tiap tanggal 18 Desember.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Perdana Menteri Malaysia: Kekuatan Maaf

Yang jelas orang Qatar 25 kali lebih kaya dari orang Indonesia. Atau dua kali lebih kaya dari rata-rata orang Amerika. Atau Jerman. Pendapatan per kapitanya sekitar USD 120.000.

Berapa lama lagi Qatar bisa tetap semakmur sekarang? Yang mampu membiayai Piala Dunia termahal dalam sejarah –saya sampai lupa angkanya itu?

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Situasi Politik Malaysia: Titah Raja

Cadangan gas alam Qatar masih belum habis dalam 125 tahun ke depan. Biar pun diproduksi dalam skala masif seperti sekarang. Cadangan gasnya itu ada di tengah laut, di tengah Selat Hormuz, di kedalaman laut 3.000.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya