Berita kisah sukses terkini : Suka Fesyen, Ojan dan Rekan...

Pemilik Kerochi, Dicky Dienussalam mengatakan jangan takut memulai bisnis apa pun. Sebab, segalanya bisa dikerjakan bila ada niat dan peluang.

Hary Laksono dan rekannya memilih bisnis kuliner makanan yang mereka sukai. Siapa sangka warung steak dengan konsep tenda mereka viral di berbagai medsos.

Ayu sukses dengan bisnis kerajinan barang rumah tangga berbahan dasar kayu, Bali Bakti Anggara. Disokong BRI, bisnisnya moncer meski pandemi.

Awalnya, Michelle Pangemanan suka melihat berbagai macam desain cantik cincin pertunangan. Mich memutuskan untuk membuat usaha Marry Me Jewellery.

Zetria tidak menyangka jika keputusannya menjadi pengusaha skala mikro, mengantarkannya meraih kesuksesan. Dapat modal dari BRI, usaha Zetria terus melesat.

Tak hanya berkutat di bidang kesehatan, dr. Michael Lawanto juga sukses membangun bisnis kuliner. Awalnya, gara-gara orang tua telat bayar uang kuliah.

Rina Haryati, Owner Sangan Simbah menjaga resep nenek moyang dalam pembuatan teh. Hasilnya? Luar biasa, guys.

Siswanto tidak menyangka jika kehidupannya bisa berubah. Pasalnya, dia semula hanya pemilik bengkel kecil yang berlokasi di satu desa.

Pandemi covid-19 membuat sebagian orang kehilangan pekerjaan. Akan tetapi, tidak untuk Indra Kumala. Begini kisah suksesnya.

Dengan memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya, dan didukung dengan para pemuda di tempatnya tinggal, Debi Juliansyah sukses bisnis sayuran hidroponik.

Setiap anak pastinya ingin meneruskan bisnis yang dimiliki orang tuanya, bahkan agar bisa menjadi lebih besar dan makin sukses. Hal itu dilakukan Kenny Djafar.

Seblak Iyen meski berlokasi di gang kecil tak pernah sepi pengunjung. Sukses Seblak Iyen tak datang seketika. Penjualnya sempat diledek pada awal merintis usaha

Furqon tidak kenal rasa lelah untuk mengembangkan bisnis lidi pedas manis miliknya. Bisnis jajanan itu sudah dia jalani sejak masih kuliah.

Hendrika Fauzi merupakan sosok milenial yang sukses menjalankan usaha di bidang perkebunan. Hasil budi daya kopinya tembus pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Bosan jadi pegawai salama 18 tahun, Yan Dikara keluar dari zona nyaman dan beralih menjadi seorang wirausaha. Dia memilih menjadi tukang kopi.