Berita natuna terkini : Natuna Kacau Sejak Susi...

Pemerintah harus mengeluarkan sikap tegas dalam merespons manuver kapal coast guard dan nelayan China, di perairan Natuna.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I TNI, Laksamana Madya TNI Yudo Margono menegaskan, bahwa tidak akan ada perang di Natuna.

Berita Top 5 hari ini berisi antara lain tentang strategi Prabowo Subianto hadapi masuknya kapal China, pacar Cristiano Ronaldo, dan Anies Baswedan

Pernyataan Luhut Panjaitan, agar masalah masuknya kapal China ke perairan Natuna, tidak dibesar-besarkan mendapatkan respons dari anggota DPR.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya TNI Yudo Margono angkat suara soal kapal China yang berulah di Natuna

Prajurit TNI telah merapat di Natuna. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk pengamanan militer di perairan yang kini telah diterobos oleh kapal China.

Anak buah SBY di Partai Demokrat menilai respons Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, terkesan pragmatis.

Meski kekuatan angkatan laut China terbesar kedua di dunia, Indonesia tak patah semangat untuk mempertahankan NKRI.

Selain lima kapal, pengamanan wilayah perairan yang kerap jadi sumber sengketa Indonesia dan China itu dilakukan oleh pesawat intai maritim.

Kehadiran kapal nelayan asing (KNA) China di laut Natuna beberapa hari belakangan ini, ternyata membuat takut nelayan Indonesia.

Memanasnya situasi di perairan Natuna, membuat Menhan Prabowo Subianto langsung menyambangi kantor Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan.

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan merespons masuknya puluhan kapal Tiongkok yang diduga mencuri ikan di perairan Natuna.

Pengendalian operasi siaga tempur terkait adanya pelanggaraan di wilayah perairan laut Natuna Utara telah disiapkan dan dilaksanakan.

China menolak protes Indonesia atas manuver kapal coast guard mereka, saat mengawal puluhan kapal yang diduga mencuri ikan di Laut Natuna.

Arief Poyuono membeberkan, bahwa pelanggaran di garis Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tidak hanya dilakukan China, tetapi juga kapal asing negara lain.