GenPI.co - Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar), Marion Siagian mengungkapkan pemberian nomor hp palsu dari warga kerap menghambat proses tracing Covid-19 di Jabar.
“Untuk 3T ini, kami juga mengalami kesulitan di lapangan, terutama yang terkait dengan tracing,” ujar Marion seperti yang dilansir dari Ayobandung.com.
Menurut Marion, saat mendatangi ruang publik, petugas melakukan pencatatan identitas orang-orang yang ada di sekitar. Prosedur itu merupakan bagian dari pelaksanaan tracing yang saat ini tengah digencarkan kembali ketika kenaikan kasus terjadi pascalibur lebaran 2021.
Akan tetapi, dari sekian orang yang didata oleh petugas, banyak pengisi yang malah mencantumkan nomor telepon palsu sehingga tidak bisa dihubungi.
“Jadi kalau kita lihat, misalnya kalau kita masuk ke dalam suatu restoran, kita selalu menuliskan nama, alamat, nomor telepon. Coba dicek, pasti nomor teleponnya itu nggak benar sehingga ketika kami tracing, itu banyak sekali nomor-nomor yang tidak bisa dihubungi,” kata Marion.
Pencatatan nomor telepon merupakan hal yang penting dalam tracing karena seandainya di suatu ruang publik tercipta suatu klaster. Maka orang-orang yang pernah hadir di tempat itu perlu dikabari dan ditanyai mobilitasnya. Hal itu berkaitan dengan upaya pemerintah dalam memutus rantai penularan Covid-19.
Marion pun berharap, masyarakat bisa lebih kooperatif dalam penanganan Covid, khususnya yang berkaitan dengan upaya pemerintah dalam melakukan tracing di kelompok masyarakat. Selain itu, Marion juga mengimbau agar masyarakat tidak lengah dan tetap memberlakukan 5M dalam keseharian.
“Ini juga harus disampaikan kepada masyarakat supaya ketika tracing itu mau membuka diri kepada petugas di lapangan supaya mata rantai ini bisa diputus,” tegas Marion.
Untuk diketahui, setelah libur panjang Idulfitri 2021, terjadi lagi peningkatan kasus positif Covid-19 seperti yang terjadi dalam libur-libur panjang sebelumnya. Angka Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit di Jabar sudah melebihi standar WHO, yakni sudah melebihi angka 60%. Gubernur Jabar Ridwan Kamil pun sudah menyampaikan kepada satgas bahwa saat ini Jabar memasuki status siaga.
“Tadi malam (10 Juni 2021), kita mencatat untuk keseluruhan Jawa Barat, BOR itu sebesar 62,65%. Jadi, kalau dibandingkan dengan minggu lalu, ini pertambahannya cukup tinggi. Sehari nambahnya 2-3%. Ini sudah melewati standar dari WHO. Standar WHO itu 60%. Kalau Pak Gubernur bilang ini sudah siaga,” pungkas Marion. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News