Riyanto Sofyan: Pariwisata Halal bukan Arabisasi atau Islamisasi

29 Juni 2019 08:34

GenPI.co - Membangun brand dan mensosialisasikan wisata halal di Indonesia bukan perkara yang mudah. Konsep “Wisata Halal” seringkali dikonotasikan dengan ddengan nada SARA, menjadi “Arabisasi” dan “Islamisasi.”

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Pariwisata Halal (PPHI) Riyanto Sofyan menyatakan bahwa dirinya keberatan apabila gagasan “wisata halal” dirusak hanya untuk kepentingan jangka pendek dan politik praktis. 

Riyanto Sofyan yang juga Pengarah Tim Pariwisata Halal menjelaskan, istilah Pariwisata Halal justru bukan berasal dari Indonesia, melainkan dari dunia global yang mayoritas warganya merupakan non-Muslim.

Baca juga:

Pengamat : Daripada Pariwisata Halal, Lebih Baik Ramah Muslim 

Ma'ruf Amin: Banten akan Jadi Lokasi Wisata Religi 

Dispar Kepri Gelar Workshop Rencana Pengembangan Wisata Halal 

“Istilah Pariwisata Halal digunakan oleh negara-negara yang mayoritas non muslim. Tujuannya untuk mendatangkan wisatawan muslim mancanegara, seperti warga Malaysia, Singapore, Timur Tengah, Eropa, Amerika, Australia, agar mereka tetap nyaman berwisata dan tidak melanggar larangan agama, terutama saat makan dan minum. Juga ada fasilitas untuk ibadah, seperti mushala, tempat wudhu, arah kiblat,” ujar Riyanto Sofyan. 

Kata-kata “halal” sendiri berasal dari bahasa Arab, dan berlaku di seluruh dunia. Istilah halal juga sudah merupakan Branding bagi kebutuhan Wisatawan Muslim saat berwisata. 

“Misinya pariwisata, mendatangkan devisa buat negara, menggerakkan ekonomi lokal, mendorong trade and investment,” ungkap Riyanto Sofyan. 

Riyanto Sofyan menegaskan bahwa Pariwisata Halal yang dikembangkan dunia global adalah Extended Services and Facilities, untuk wisatawan muslim yang selama ini kurang terfasilitasi seperti tempat shalat, berwudhu, makanan halal dan lainnya. 

Branding pariwisata halal semakin gencar dilakukan di berbagai Negara, karena begitu besarnya pasar wisatawan muslim serta daya beli mereka. Bahkan, jumlah wisawatan Muslim yang berasal dari Timur Tengah, Malaysia, Singapore besarnya sama dengan wisatawan dari Tiongkok.

“Istilah Pak Menteri Arief Yahya, size nya besar, sustainability nya besar dan spending atau spread nya juga besar! 3S juga singkatannya,” ungkap Riyanto. 

Karena itu, Riyanto Sofyan meminta agar Menpar Arief Yahya terus konsisten mengembangkan semua pasar potensial pariwisata untuk berkunjung ke tanah air, khususnya wisata halal yang semakin memiliki reputasi. 

“Menjamin kepuasan para Wisatawan, adalah amanah Undang Undang no 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Undang Undang no 8 tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen, Jadi tidak ada yang illegal tentang penyelenggaran Pariwisata Halal,” kata Riyanto.

Simak juga video menarik berikut

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co