GenPI.co - Masyarakat di Jawa Tengah diminta mewaspadai potensi bencana angin puting beliung di masa pancaroba atau transisi dari musim hujan menuju musim kemarau.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai di masa pancaroba.
Ini meliputi hujan lebat durasi singkat, petir, dan angin kencang, atau kombinasi dari ketiga hal tersebut.
Jadi, ada hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang atau puting beliung, serta hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
"Faktor yang paling dominan mempengaruhi hal tersebut adalah adanya awan Cumulonimbus atau Cb, walaupun tidak semua awan Cumulonimbus berpengaruh," kata dia, dikutip Selasa (2/4).
Dia memprakirakan masa transisi musim di Jateng selatan khususnya Cilacap dan sekitarnya bakal berlangsung hingga bulan Mei.
"Jika dilihat dari pola angin, pola curah hujan, dan suhu udara, wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap dan sekitarnya saat sekarang telah memasuki masa pancaroba atau peralihan," papar dia.
Teguh membeberkan berdasarkan pantauan cuaca di Cilacap dan sekitarnya dalam 4 hari terakhir masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Hujan ini kadang disertai petir dengan waktu terjadinya di wilayah pesisir cenderung pada malam dan pagi hari.
Di sisi lain, di wilayah lebih ke utara atau jauh dari pesisir cenderung hujan kadang disertai petir pada siang hingga sore hari.
"Arah angin bervariasi, terpantau lambat laun arah angin beralih dari semula angin baratan berubah arah menjadi dari arah tenggara hingga dari arah selatan," ungkap dia.
Selain itu, pada dasarian (10 hari) pertama Mei hingga dasarian kedua Juni, wilayah Cilacap dan sekitarnya akan memasuki awal musim kemarau.
"Puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Juli 2024. Sedangkan prakiraan sifat musim kemarau adalah normal hingga bawah normal," jelas Teguh.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News