GenPI.co - Beberapa hari yang lalu, Tara mantan pacarku menghubungi aku. Dia menyampaikan kabar yang cukup mengagetkan.
Pernikahannya dengan seorang pria dari Surabaya kandas. Kini, dia sudah resmi menjadi janda muda.
"Baru beberapa hari ini. Sudah resmi jadi janda," kata Tara.
"Berarti, dia bukan jodoh terbaikmu," kataku.
"Mungkin, jodoh terbaikku kamu, mas," kata Tara.
Aku sempat diam dan tak menjawab pesan Tara. Tentu aku bingung dengan maksud perkataannya.
"Apakah dia masih menyayangiku?" kataku dalam hati.
Sudah semalam pesan Tara aku abaikan. Aku tak tahu harus menjawab apa.
Keesokan harinya, aku mulai memberanikan diri untuk membalas pesan tersebut. Dengan berani, aku meminta izin untuk main ke rumahnya.
Toh, dia sudah janda. Aku pun sebenarnya juga merasa senang saat tahu dia sudah jadi janda.
"Bagaimana kalau aku ke rumahmu? Untuk membahas kemungkinan kita," tanyaku.
"Nanti malam aku tunggu, jam delapan," jawabnya.
Perasaan bahagia memenuhi kepalaku. Rasa rindu, mendadak mengalahkanku.
Jam berlalu begitu lama. Aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan Tara.
Singkat cerita, aku sudah berada di depan rumah Tara. Saat pintu terbuka, aku melihat Tara yang sungguh sangat beda.
"Makin ke sini, ternyata kamu makin cantik," kataku.
"Ini kata pertama yang ingin kamu sampaikan kepadaku?" tanya Tara.
"Ya, biar kamu tahu kalau kamu cantik," jawabku.
Tara memintaku untuk masuk ke dalam rumahnya. Jantungku tiba-tiba berdetak sangat cepat.
Aku tak bisa mengendalikannya. Perasaanku sangat bahagia.
"Aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu mas. Tom yam istimewa buatan Tara," kata Tara.
"Wah, kamu masih ingat?" tanyaku.
"Ya, bagaimana aku bisa lupa," kata Tara sambil tersenyum.
Sungguh, tom yam buatan Tara sangat enak sekali. Gurihnya kuah merasuk hingga ke dalam diri.
"Kuahnya pas. Hangatnya juga, merasuk sampai ke dalam hati," kataku kepada Tara.
Ah, kamu, mas. Lebay," jawabnya.
Malam itu, aku merasaka kehangatan dari semangkuk tomyam gratis bersama Tara. Kekasih masa SMA yang kini jadi Janda.
Namun, aku merasa Tara bukan wanita yang aku cari selama ini. Meski aku merasa nyaman, hatiku sudah tak lagi padanya.
Akhirnya, aku pun memutuskan untuk berhenti mendekatinya lagi. Perlahan, Tara mulai sadar dan kami pun mulai renggang. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News