Bos Ajak Main di Kantor Sampai Pagi, Aku Lemas

19 September 2021 15:53

GenPI.co - Aku sangat beruntung bekerja di kantor yang sekarang. Teman-temanku sangat baik.

Bosku pun gaul banget. Namanya Doni. Dia masih singel. Umurnya sekitar 35 tahun.

Dia tidak sungkan bergaul dengan para karyawan. Semuanya dianggap teman ketika kami berkumpul.

BACA JUGA:  Anu Wanita Sakit Kurang Pelumas, Tips Dokter Boyke Bikin Lemas

Namun, urusan pekerjaan, bosku sangat profesional. Dia sangat perfeksionis. Dia tidak menoleransi kesalahan sekecil apa pun.

Karyawan di kantorku tidak terlalu banyak. Jumlahnya sebelas orang. Perusahaan kami memang belum besar.

BACA JUGA:  Pria Harus Tahu, 4 Cara Ini Bikin Wanita Lemas Bahagia di Ranjang

Akan tetapi, kekeluargaan di kantor kami sangat kuat. Kami seperti tidak berjarak satu sama lain.

Hal itulah yang membuat aku merasa sangat betah bekerja di perusahaan ini.

BACA JUGA:  Maria Vania Pamer Goyang Ngebor, Dengkul Langsung Lemas

Semua karyawan di kantorku masih singel. Kami pun bebas pulang jam berapa saja.

Kami bahkan beberapa kali menginap di kantor. Bosku menyediakan ruangan khusus untuk tidur.

Lengkap dengan kasur, bantal, dan selimut. Kantorku berada di kawasan Jakarta Selatan.

Setiap Jumat malam, bosku sering mengadakan acara sederhana di kantor. Entah sekadar makan.

Entah nonton film bersama-sama. Entah membicarakan evaluasi dan proyeksi.

“Minggu besok kita pulang pagi lagi, ya,” kata Mas Doni.

Kami memang memanggilnya dengan kata Mas. Bosku tidak mau dipanggil Pak.

Kami menuruti keinginannya. Tiba hari H. Kami sudah menyelesaikan pekerjaan masing-masing.

Awalnya, kami mengobrol ke sana kemari. Kami membicarakan banyak hal.

Mas Doni beberapa kali meledek kami soal urusan asmara. Kami pun membalasnya.

“Mas Doni, kan, juga jomlo ngenes,” kataku.

“Eh, Rosa. Aku nggak jomlo, cuma selektif aja,” ujar Mas Doni.

“Halah ngeles kayak bajaj,” aku membalasnya.

Tidak berselang lama Erwin, office boy, di kantor kami datang. Dia membawa pizza.

Kami langsung berebut mengambil pizza itu. Suasana menjadi sangat riuh. Seperti itulah kami.

“Kalian kayak anaconda,” ujar Mas Doni.

Kami cuek saja. Kami sudah terbiasa berebut makanan. Mas Doni pun sudah tidak asing melihat kami rebutan.

Waktu terus berlalu. Kami menghabiskan waktu dengan berbagai aktivitas tidak jelas.

Tiba-tiba Mas Doni mengajakku bermain gim. Dia pengin mabar. Dari semua karyawan di kantor, aku memang yang paling kecanduan game.

Meskipun cewek, aku memiliki pengetahuan yang cukup banyak soal gim.

“Udah jam satu, Mas,” ujarku.

“Halah kayak dicari pacar aja,” sahut Mas Doni.

Teman-temanku tertawa. Mereka ada yang sedang karaoke. Ada juga yang sedang menonton televisi.

Aku mau tidak mau harus menuruti keinginan Mas Doni. Jangan ditanya lagi ketika Mas Doni sudah bermain gim.

Dia bisa betah berjam-jam. Kami bermain sampai subuh. Badanku terasa sangat pegal.

Mas Doni masih bugar. Dia bahkan mengajakku kembali bermain. Namun, kali ini aku menolak.

Mataku sudah tidak kuat. Beberapa temanku sudah tidur. Tinggal beberapa orang yang masih terjaga.

“Ya, sudah. Kalian tidur saja. Erwin sudah pesan makan buat kalian. Aku pulang dulu,” kata Mas Doni. Kami pun tidur di kantor seperti biasanya. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Panji
bos kantor   bos   kantor   main gim   main game  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co