GenPI.co - Penyesalan memang datang terakhir. Itulah yang aku rasakan saat ini. Aku menyesal telah berbuat ceroboh dan mempermainkan hidupku.
Aku hamil di luar nikah dengan kekasihku saat aku masih duduk di bangku SMA. Aku pacaran dengan Nando, pria yang aku kenal melalui aplikasi game online.
Selama pacaran kami memang belum pernah bertemu. Kami hanya berkomunikasi melalui pesan singkat atau pesan video.
Namun, suatu saat kami sepakat untuk bertemu pertama kalinya di Bandung.
Awalnya aku sangat grogi ketika bertemu dengan Nando. Namun, dua jam berlalu kami mulai biasa.
Kami pun memutuskan untuk memesan kamar hotel untuk memadu kasih.
Entah apa yang membuat aku percaya dengan segala bujuk rayu Nando. Saat itu, yang ada dalam pikiranku, Nando ialah orang yang baik dan perhatian.
Malam pun tiba dan kami masih asyik ngobrol hingga akhirnya kami terlelap bersama.
Usai melakukan begituan, aku pun pasrah, meskipun sedikit merasa takut.
“Nando, nantin kalau ada apa-apa bagaimana? Aku kan, masih sekolah,” ucapku ketakutan.
“Tenang sayang, aman kok tidak akan terjadi apa-apa,” kata Nando menenangkan.
Setelah kejadian itu, kami pun kembali ke rumah masing-masing. Kami melanjutkan akivitas masing-masing.
Aku sekolah dan Nando kuliah. Setelah tiga bulan, aku baru merasakan ada yang aneh dalam tubuhku.
Setelah periksa ke dokter, aku dinyatakan hamil. Saat itu dunia terasa gelap, dan seolah ada petir yang menyambar kepalaku.
Aku lemas dan mengadu kepada Nando. Namun, Nando tak mau bertanggung jawab.
Untungnya masih ada keluargaku yang mau menerimaku dengan keadaan seperti ini. Meskipun, awalnya mereka marah dan sempat mengusirku dari rumah.
Nasi sudah menjadi bubur, anak di dalam kandunganku pun lahir. Aku tak boleh menyerah karena hidup harus tetap berjalan. Demi anakku aku rela melakukan apa pun. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News