Pak Rudi Sempat Membuatku Takut dan Salah Paham di Kantor

06 November 2021 16:22

GenPI.co - Perasaan bingung, takut, dan aneh kurasakan saat aku bersama pria yang menjadi pemimpin di kantor tempatku bekerja.

Aku merasakan pengalaman ini saat kali pertama bekerja setelah lulus dari kuliah.

Oh, iya. Perkenalkan namaku Riska. Aku bekerja sebagai admin di perusahaan milik teman ayahku.

BACA JUGA:  Akhir Pekan 3 Zodiak Penuh Keberuntungan, Bergelimang Rezeki Wow

Ya, kalau ada yang menganggap aku menggunakan orang dalam, tidak apa-apa.

Namun, aku masuk ke perusahaan ini berkat usahaku sendiri. Aku tidak membuka identitasku.

BACA JUGA:  Ramalan 3 Zodiak Hari Ini, Rezeki Nomplok Dari Tempat Tak Terduga

"Selamat pagi. Kamu pelamar baru di sini," ucap pria bernama Rudi.

Pak Rudi merupakan teman kuliah ayahku. Namun, dia tentu tidak mengenalku karena aku besar di kampung.

BACA JUGA:  Keberuntungan 3 Zodiak Bisa Menarik Rezeki Berlimpah Akhir Pekan

"Iya, Pak. Nama saya Riska, pelamar bagian admin," sahutku.

"Oh, iya. Silakan duduk," jawab Pak Rudi ketus.

Acuh dan ketus. Mungkin itu hanya perasaanku. Sebab, waktu itu memang terasa begitu.

Setelah memperkenalkan diri, Pak Rudi menjelaskan sistem bekerja di perusahaannya.

Hampir 20 menit, Pak Rudi hanya membanggakan perusahaannya kepadaku.

Jujur, saat mendengar hal itu, aku sangat bosan karena sudah tahu perusahaannya memang besar.

Akan tetapi, aku berusaha untuk mendengar apa pun yang dibicarakannya.

"Nah, sejauh ini, ada yang ingin kamu tanyakan?" kata Pak Rudi memecah lamunanku.

"Iya, maaf, Pak. Apa bisa diulang pertanyaannya," ucapku berusaha memastikan pertanyaannya.

"Saya tanya, apakah ada yang ingin kamu tanyakan? Kamu sepertinya sedari tadi kurang fokus. Apa sedang sakit?".

"Saya tidak sakit, Pak. Maaf saya kurang fokus karena merasa ruangan ini sedikit panas,"

Aku beralasan seperti itu karena memang pendingin udara tidak menyala di ruangan Pak Rudi.

Setelah mendengar alasanku, Pak Rudi pun sadar bahwa ruangannya memang panas.

"Oh, iya saya lupa menyalakan AC. Karyawan yang lain pada ke mana, ya? Kok, kantor sepi?" kata Pak Rudi, lalu mengambil handphone.

Aku juga merasa heran saat melihat kantor yang sepi, padahal sudah waktunya bekerja.

"Jadi, bagaimana ada yang ingin kamu tanya? Atau sudah siap bekerja? Masalah upah bagaimana," lanjutnya.

"Saya rasa sudah tidak ada lagi yang perlu ditanyakan, Bos. Saya paham atas semua penjelasan bapak," sahutku.

Bos? Ah, itu adalah kata-kata yang tidak tahu dari mana asalnya. Aku sedikit menyesal mengucapkan hal itu.

Aku berpikir apakah Pak Rudi mendengar dan mempermasalahkan hal itu atau tidak.

"Kamu panggil saya, Bos? Boleh juga. Untuk itu, kamu terus panggil saya begitu, ya," ujar Pak Rudi.

Pandanganku terhadap Pak Rudi berubah seiring berjalannya waktu. Dia ternyata atasan yang ramah.

Pak Rudi tidak sungkan mengajariku berbagai hal yang belum kuketahui di kantor.

Tak terasa sudah tiga bulan aku bekerja di kantor ini. Semuanya baik-baik saja. Hubunganku dengan rekan sekantor juga baik.

Pak Rudi juga sangat ramah. Aku menyesal sudah menghakimi dia saat pertama bertemu.

“Bagaimana? Betah?” tanya ayahku.

“Betah, Pak. Enak suasana kerjanya,”

“Jangan lupa nabung buat masa depan,” ayahku berdiri, lalu mengusap rambutku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Puji Langgeng
takut   kantor   perusahaan   dear diary   bekerja  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co