GenPI.co - Namaku Enji. Ini adalah ceritaku empat tahun lalu saat usiaku masih 21 tahun. Pada usia tersebut, harusnya aku benar-benar menikmati masa mudaku dengan penuh warna.
Terlebih pada saat itu aku baru saja lulus dari bangku kuliah.
Untuk merayakan perjuangan duduk di bangku kuliah selama empat tahun, aku dan enam orang temanku pergi untuk minum-minum di sebuah bar kecil di daerah Jakarta Barat.
Malam itu aku benar-benar menikmati minuman alkohol yang aku suka tanpa memikirkan apapun. Aku pergi ke tempat itu bersama dengan teman-teman yang memang bisa dipercaya, sehingga tak mungkin mereka menjerumuskan aku.
Diiringi dengan live musik serta banyak lagu-lagu yang aku suka, suasana bar kecil itu semakin pecah. Aku mulai terbuai dalam pesta, hingga rasanya sedikit tak sadarkan diri.
Temanku, Aditya terus menuangkan minuman pada gelas kosongku. Bahkan, tidak jarang dia menyuapi aku dengan segelas minuman yang masih begitu penuh.
Namun, aku tidak melakukan penolakan atas tindakannya, karena aku tahu, dia hanya berusaha untuk membuat malam itu semakin menyenangkan.
"Ji, minum lagi, ya," ujar Aditya sambil merangkul pundakku.
"Siap boss, nuang mulu nih, lu juga minum dong," balasku.
"Gue mau bikin lu enak dulu, abis itu gue mikirin diri sendiri," kata Aditya, sambil tersenyum tipis.
Mendengar hal tersebut aku semakin senang menikmati momen besama teman-teman. Sampai akhirnya, aku terbangun di sebuah ruangan besar sambil terbaring tanpa busana. Perlahan aku membuka mata dengan kondisi setengah sadar.
Kepalaku begitu pusing, bahkan nyaris tidak mengingat apapun mengapa akhirnya aku bisa terbaring di kamar ini. Sambil mengumpulkan nyawa, aku melihat seseorang keluar dari kamar mandi. Ya, itu, Aditya.
Tanpa basa-basi aku berteriak dan memaki dirinya. Semua ucapanku merupakan tuduhan atas dirinya yang telah melakukan hal senonoh padaku.
Dengan wajah kesal, Aditya mendatangiku. Dia membisikan kata-kata yang membuat aku terkejut bahkan mendorongnya hingga jatuh ke lantai.
Mengetahui hal tersebut aku begitu malu dan marah pada diri sendiri karena tak lagi bisa kontrol malam itu.
Dengan bergegas aku mencari pakaianku, menggunakannya dan meninggalkan Aditya di kamar sendirian. Kata-kata Aditya, yakni 'Lo semalem jackpot semuanya kena baju, dari pada masuk angin gue bersihin, dasar bikin repot.
Aku harusnya menyadari, bahwa pengendalian diri itu penting, terlebih di hadapan Aditya, laki-laki yang aku sukai justru ilfeel kepadaku. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News