Celupan Teh Buatan Reza Membuatku Teriak Nikmat sampai Ketagihan

20 Januari 2022 19:10

GenPI.co - Namaku, Veranda. Aku mahasiswi semester tiga, dari salah satu universitas swasta terkenal di Jakarta.

Memasuki tahun ajaran baru, rasanya setiap orang masih lengket dengan perasaan malas, untuk kembali mengerjakan tugas yang menumpuk.

Sebelum libur akhir semester benar-benar berakhir. Ketua kelasku, Dian mengusulkan, untuk berlibur sejenak di Puncak, Bogor, Jawa Barat.

BACA JUGA:  Istri Kesal, Aku Sering Nginep di Rumah Mama Mertua

Seluruh anak sekelas sepakat, sampai tiba pada akhir pekan, kami semua berangkat.

Kami semua sepakat untuk tidak menginap di villa, melainkan berkemah di curug cibodas.

BACA JUGA:  Udara Dingin Menyelinap di Sela Jendela, Mertua Sampai Betah

Malamnya, daerah tersebut baru diguyur hujan deras, hingga sesampainya kami di lokasi, udara dingin seakan sudah menembus tulang.

Pakaian hangat yang menempel pada tubuh kamipun, rasanya tidak cukup untuk menghangatkan badan.

Setelah satu jam lamanya, mendaki curug tersebut, kami sampai dan segera membangun tenda untuk bisa beristirahat.

Selagi para pria membangun tenda, sisanya menyiapkan api untuk menghangatkan tubuh. Sebab, sekalipun sore itu masih terlihat mata hari, embun yang turun membuat udara semakin dingin.

"Hei, Ve, ada yang bisa gue bantu," tanya teman sekelasku, Reza.

"Eh, Hai, boleh-boleh, gue agak kesusahan nih buat api dari batu begini," jawabku.

"Wah, lu nggak ikut pramuka sih zaman SD," ledek Reza.

"Sembarangan! ikut, tapi emang nggak tertarik, jadi hal-hal begini gue nggak begitu bisa," kataku.

Setelah mendapatkan bantuan Reza, akhirnya api unggun pun menyala. Sambil digunakan untuk menghangatkan tubuh, kami juga memasak air untuk minum minuman hangat.

Setelah air itu matang, Reza membuatkan anak-anak teh manis dan membagikannya pada semua, kecuali aku.

"Buat gue mana?," tanyaku, pada Reza.

"Oh, mau secelup dua celup teh juga,?" tanyanya , sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Rese lu, kagak jadi deh," balasku, sambil meninggalkannya pergi.

"Bercanda nona Veranda. Nih, buah lu, tadi nampannya kagak muat," jelasnya.

Mendapatkan penjelasan tersebut, aku menerima teh buatan Reza kemudian meniup dan meminumnya. Rasanya enak sekali.

Begitu menelannya, tubuhku seketika terasa hangat. Mendapatkan sajian yang menyenangkan.

Aku berteriak terima kasih pada Reza dengan kencang, karena teh buatannya membuat aku ketagihan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co